Banner v.2
Banner v.1

Hari Bumi dan Masa Depan Generasi Muda di Tengah Krisis Iklim

Hari Bumi dan Masa Depan Generasi Muda di Tengah Krisis Iklim

Generasi Muda Bangkit! Aksi Nyata di Hari Bumi 22 April--

RADARBANYUMAS.CO.ID -Setiap tanggal 22 April, dunia serentak memperingati Hari Bumi sebagai bentuk cinta terhadap satu-satunya rumah manusia: planet Bumi. Namun, lebih dari sekadar seremoni tahunan, Hari Bumi hadir sebagai alarm pengingat akan gentingnya kondisi lingkungan kita saat ini.

Hari Bumi mengajak miliaran orang di berbagai belahan dunia untuk mengambil bagian dalam menjaga kelestarian alam. Dari kegiatan menanam pohon hingga aksi bersih-bersih lingkungan, semua bertujuan memerangi perubahan iklim dan kerusakan ekosistem.

Di balik perayaan Hari Bumi, ada semangat kuat untuk menyatukan masyarakat yang peduli terhadap planet ini. Isu-isu seperti deforestasi, krisis keanekaragaman hayati, hingga polusi laut menjadi sorotan utama yang tak bisa diabaikan.

Tahun ini, Hari Bumi mengusung tema "Our Power, Our Planet" atau "Kekuatan Kita, Planet Kita". Seruan global ini mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mendukung energi bersih dan mempercepat transisi ke sumber energi terbarukan.

BACA JUGA:Hari Bumi Sedunia, Mahasiswa dan Warga Bagikan 1.200 Bibit Pohon

BACA JUGA:Hari Bumi, Melihat Kontribusi Komunitas Mom’s Go Green Pertamina Selamatkan Lingkungan

Krisis Iklim di Depan Mata

Para ahli sepakat bahwa upaya pembangkitan listrik bersih perlu dilipatgandakan sebelum 2030 untuk menahan laju pemanasan global. Jika dibiarkan, suhu bumi bisa melonjak hingga 3,2 derajat Celsius pada akhir abad ini, jauh di atas ambang batas aman.

Dalam satu dekade terakhir, data mencatat suhu bumi mengalami kenaikan drastis. Organisasi Meteorologi Dunia bahkan menyatakan bahwa tahun lalu menjadi tahun pertama di mana suhu global melampaui 1,5 derajat Celsius di atas rata-rata pra-industri.

Fenomena ini mempertegas pentingnya peringatan Hari Bumi dalam menyuarakan krisis iklim yang nyata. Risiko seperti cuaca ekstrem, hilangnya keanekaragaman hayati, dan kehancuran ekosistem kini menjadi ancaman serius bagi kehidupan.

Alam sebenarnya telah menjadi sekutu setia manusia dalam menyerap emisi karbon dioksida. Namun, saat spesies demi spesies punah akibat aktivitas manusia, daya tahan alami bumi pun semakin melemah.

BACA JUGA:Dua Program EBT Binaan Kilang Cilacap Dipamerkan di Hari Bumi 2023, Gubernur Jateng: Ini Bagus

BACA JUGA:Peringati Hari Bumi, Ganjar Ajak Masyarakat Tanam Pohon di Lokasi Bekas Tambang

Asal Usul Hari Bumi

Semua perhatian global terhadap lingkungan ini bermula dari peristiwa memilukan pada 1969, yakni tumpahan minyak besar-besaran di Santa Barbara, California. Tragedi tersebut memicu kesadaran baru yang akhirnya melahirkan Hari Bumi pertama pada tahun 1970.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: