Edukasi Generasi Muda Sadar Lingkungan, BP Geopark Kebumen Gencarkan Sosialisasi di Sekolah
Anggota BP Geopark Kebumen dan Geopark Youth Forum mensosialisasikan kelestarian lingkungan di SMP N 1 Sadang belum lama ini.--
KEBUMEN - Badan Pengelolaan Geopark Kebumen terus mensosialisasikan kesadaran dan kelestarian lingkungan bagi para siswa. Bertajuk Geopark Goes To School secara marathon BP Geopark mengedukasi di sekolah-sekolah di Kabupaten Kebumen.
General Manager Geopark Kebumen, Sigit Tri Prabowo mengatakan, sosialisasi Geopark Kebumen terus dilakukan baik kepada masyarakat secara umum maupun sekolah-sekolah yang berada di Kabupaten Kebumen. Hal ini dinilai penting sebagai pemahaman masyarakat dan warga sekolah akan pendidikan berbasis kelestarian lingkungan melalui Geopark Kebumen.
"Jadi Geopark Kebumen memiliki salah satu program yakni Geopark Goes To School, dimana Badan Pengelolaan Geopark atau para Volunteer Geopark yakni Geopark Youth Forum (GYF) mereka aktif memberikan materi pemahaman Geopark ke sekolah-sekolah dan masyarakat," kata Sigit didampingi Divisi Pendidikan dan Kerjasama Antar Lembaga, Ki Dalang Among.
Selain itu dengan melibatkan komunitas dan anak muda, melalui Geopark Youth Forum juga mengajak para generasi muda untuk aktif menyuarakan kelestarian lingkungan.
“Kami terus berdiskusi dan mengajak para generasi muda baik pelajar, mahasiswa hingga antar organisasi untuk belajar berwawasan menyuarakan kelestarian lingkungan,” kata Dodi salah satu anggota Geopark Youth Forum Kebumen.
Tak hanya itu, Badan Pengelola Geopark Kebumen juga membentuk komunitas yakni Sahabat Bumi sebagai wadah masyarakat untuk mengedukasi pengehatuan Geopark Kebumen dan kelestarian lingkungan.
“Kita juga membentuk Sahabat Bumi sebagai komunitas pelopor sosialisasi ditengah masyarakat, anggotanya sendiri lintas generasi sehingga dapat menjangkau lini masyarakat lebih luas,” tambah Sigit.
Selain itu, Sigit berharap ke depan keterlibatan komunitas dan pemangku kepentingan lokal dapat semakin intensif.
"Belajar dari geopark lain yg perjalanannya tidak terlalu mulus atau bahkan terancam dicabut statusnya, kegagalan yg utama ketidakmampuan membangun kolaborasi dan tata kelola yg partisipatif," jelas Sigit. (fur)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


