Banner v.2
Banner v.1

Aiptu Raden: Pejuang Tanpa Lelah, Tetap Mengabdi dengan Proyektil di Kaki

Aiptu Raden: Pejuang Tanpa Lelah, Tetap Mengabdi dengan Proyektil di Kaki

Aiptu Raden Sutrisno Wibowo menunjukkan bekas luka di tangannya akibat insiden Operasi Sadar Rencong di Aceh tahun 2000 silam.-ALWI SAFRUDIN/RADARMAS-

PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.CCO.ID - Sekilas Aiptu Raden Sutrisno Wibowo nampak seperti polisi pada umumnya. Namun ia menyimpan kisah perjuangan yang luar biasa. Hingga kini, sebutir proyektil peluru masih bersarang di kaki kanannya, menjadi bukti nyata dari peristiwa berdarah yang pernah dialaminya saat bertugas di daerah konflik.

Tahun 2000, Aiptu Raden yang saat itu bertugas di Resimen 3 Pelopor Kelapa Dua, Jakarta Timur, mendapat tugas dalam Operasi Sadar Rencong di Aceh. Selama enam bulan, konflik di wilayah itu semakin memanas. Salah satu tugasnya adalah mengevakuasi anggota Polri yang gugur di medan baku tembak.

Pada suatu subuh yang mencekam, timnya bergerak menuju Perlak, Aceh Timur salah satu basis Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Sekitar pukul 04.30 pagi, saat fajar baru menyingsing, tiba-tiba suara tembakan memecah keheningan. Selama lebih dari satu jam, baku tembak terjadi. Setelah situasi dianggap aman, mereka segera mengevakuasi korban.

Namun, dalam perjalanan pulang, kejadian mengerikan kembali terjadi. Saat truk mereka melaju sekitar 200 meter, tiba-tiba mereka disergap oleh sekelompok bersenjata dari balik kebun sawit. Keadaan makin sulit karena kanan-kiri jalan adalah tebing curam.

BACA JUGA:Panggilan Jiwa Salurkan Air Bersih Tanpa Kenal Musim, Sumur Milik Andri Agasi Tersedia 80.000 L Tiap Hari

BACA JUGA:210 Hari Sekali, Umat Hindu Rayakan Saraswati

Sebagai Bintara Peleton, Aiptu Raden mengambil keputusan cepat.  “Saya memerintahkan teman-teman untuk segera lompat dari truk,” kenangnya.

Baru saja turun, ia melihat sebuah granat dilemparkan ke arah mereka. Dengan reflek cepat, ia melompat sejauh 2–3 meter untuk menghindari ledakan. Namun, hujan peluru kembali menyambutnya. Saat merayap ke kolong truk, tubuhnya mulai melemah.

“Saya merasakan badan panas, darah bercucuran. Ternyata peluru sudah bersarang di tubuh,” ujarnya.

Ia berhasil berlindung di parit, tetapi kondisinya semakin lemah. Dalam serangan itu, tiga orang terluka: dirinya, seorang komandan peleton, dan sopir truk. Mereka segera dievakuasi ke Puskesmas Perlak, lalu ke Langsa. Namun, perjalanan menuju rumah sakit pun tak lepas dari serangan musuh.

BACA JUGA:Riyadi, Seniman Kebumen Ubah Pelepah Pisang Menjadi Karya Seni

BACA JUGA:Paham Kode Literatur Ribuan Buku, Butuh Waktu Paling Cepat Sejam Atur Buku di Rak

“Alhamdulillah, saya, satu teman, dan sopir masih dilindungi Allah hingga sampai di rumah sakit,” ungkapnya.

Setelah mendapat perawatan intensif, barulah diketahui bahwa ada tiga peluru yang bersarang di tubuhnya. Satu di tangan dan dua di kaki. Salah satu proyektil yang bersarang di kaki kanannya berasal dari senapan laras panjang AK-47 buatan Rusia.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: