Aiptu Raden: Pejuang Tanpa Lelah, Tetap Mengabdi dengan Proyektil di Kaki
Aiptu Raden Sutrisno Wibowo menunjukkan bekas luka di tangannya akibat insiden Operasi Sadar Rencong di Aceh tahun 2000 silam.-ALWI SAFRUDIN/RADARMAS-
Dokter berhasil mengangkat satu peluru, tetapi satu lainnya terlalu berisiko untuk diambil. Jika dipaksakan, ia bisa mengalami kelumpuhan.
“Saya ikhlas peluru ini tetap bersarang, asalkan tidak mengganggu aktivitas saya,” katanya.
Setahun penuh ia harus menggunakan kursi roda. Setelah kondisi membaik, ia dipindahkan ke Polresta Banyumas pada tahun 2004. Meski tak lagi di medan tempur, luka lama masih sering terasa, terutama saat cuaca dingin atau berdiri terlalu lama.
Pria asal Desa Karangnangka, Kecamatan Kedungbanteng, Banyumas ini juga aktif melatih taekwondo dan menjalankan usaha rumah makan. Baginya, berbagi rezeki adalah salah satu bentuk syukur.
“Saya yakin dengan sedekah, doa-doa mereka yang menerima bisa memberikan berkah,” katanya.
Sebagai seorang ayah, ia berharap kebijakan rekrutmen Bintara Polri yang memungkinkan anak anggota polisi dengan penghargaan bisa mempermudah putri ketiganya mengikuti jejak sebagai abdi negara.
Pesannya untuk generasi muda dan rekan-rekannya di kepolisian sederhana namun penuh makna.
“Apapun yang terjadi, jangan bosan berbuat baik. Tetaplah menjaga kehormatan Polri, tetap istiqomah. Maut, pangkat dan jabatan sudah ada yang mengatur.” pesannya. (alw)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


