Sejak saat itu, setiap 4 Juli diwarnai oleh pertunjukan kembang api yang megah di seluruh negeri. Seiring dengan kemajuan teknologi, kembang api mengalami transformasi yang pesat.
Pada abad ke-19, kembang api mulai diproduksi secara massal dengan bantuan mesin dan teknologi modern. Bahan kimia seperti magnesium dan aluminium diperkenalkan agar memberikan warna yang lebih cerah dan variasi yang lebih banyak.
Masuk ke Abad 20 sudah banyak sekali seni kembang api. Perkembangan komputer memungkinkan sinkronisasi efek cahaya dan suara dengan presisi yang tepat.
BACA JUGA:Tahun Baru, Sumpiuh Meriah dengan Kembang Api di Taman Kota
BACA JUGA:Ini 3 Lokasi Pesta Kembang Api Tahun Baru di Purwokerto
Festival kembang api internasional mulai bermunculan, membawa bersama seniman kembang api dari seluruh dunia untuk berkompetisi dan berkolaborasi.
Pada beberapa dekade terakhir, kekhawatiran tentang keselamatan. Dampak lingkungan kembang api telah menjadi sorotan karena terlalu masifnya semua negara dalam menggunakannya sebagai perayaan.
Banyak upaya telah dilakukan untuk mengembangkan kembang api yang lebih ramah lingkungan dan aman.
Penggunaan bahan kimia beracun telah dikurangi, dan inovasi dalam teknologi kembang api terus menciptakan penampilan yang luar biasa tanpa mengancam keselamatan.
BACA JUGA:Rayakan Pesta Kembang Api Tahun Baru Harus Melalui Perizinan
BACA JUGA:Ini Lokasi Pesta Kembang Api dan Acara Malam Tahun Baru di Purwokerto, Ada Live Musik
Sejarah kembang api merupakan perjalanan yang penuh warna dari senjata militer kuno menjadi seni hiburan yang megah dan meriah.
Dari Tiongkok kuno hingga panggung internasional modern, kembang api tak ada hentinya jadi pusat perhatian masyarakat di berbagai negara.
Sejarah kembang api juga membuktikan tak semua penemuan dan kemajuan berasal dari barat. Karena Asia pun mampu menemukan hal yang dapat dikembangkan dan sukses jadi tren hingga kini. (okt/*)