SOSIALISASI - Peserta sedang mengikuti sosialisasi pencegahan TPPO, Jumat (14/9). BERLINDA/RADARMAS
PP Muslimat NU Adakan Sosialisasi
PURWOKERTO-Kabupaten Banyumas masuk ke dalam zona merah rawan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Fakta tersebut membuat Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama mengadakan sosialisasi kepada jajaran masyarakat Banyumas.
Ketua Pelaksana acara Sosialisasi Pencegahan TPPO, Setiawati Yusuf, menjelaskan, tujuan dari acara tersebut adalah untuk mengedukasi masyarakat.
"Supaya mereka sadar terhadap banyaknya kejadian perdagangan orang atau human trafficking. Sehingga kita berharap ke depan banyak anak-anak bangsa yang terselamatkan," jelasnya ketika ditemui di acara Sosialisasi pencegahan TPPO, Jumat (14/9).
Dipaparkan oleh Setiawati Yusuf, perdagangan manusia terjadi akibat dari kemiskinan hingga pendidikan yang kurang. Dirinya juga menambahkan, saat ini, modus yang kerap terjadi adalah dengan penawaran magang.
"Adanya penawaran magang itu kita harus benar-benar waspada. Bisa jadi magang, tetapi dibawa untuk dipaksa bekerja sebagai pekerja seksual. Dan kebanyakan yang menjadi korban adalah anak-anak perempuan," tambah Setiawati Yusuf.
Di Jawa Tengah sendiri, Selain Kabupaten Banyumas, masih ada 10 Kabupate/Kota lainnya yang juga masuk ke dalam zona merah. Untuk mengurangi angka perdagangan manusia, PP Muslimat NU menjangkau seluruh kalangan untuk bersama-sama memawas diri terhadap bahaya perdaganan manusia.
Selama tiga hari, sosialisasi dilakukan dengan mengundang berbagai pihak mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi masyarakat, hingga satuan pendidikan.
"Kita harus waspada dan berhati-hati terhadap orang-orang yang berupaya untuk menipu karena sebagian besar itu penipuan datang dari orang-orang terdekat. Maka dari itu kami menjangkau seluruh kalangan," terang Setiawati Yusuf.
Dari segi pendidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI mengupayakan empat program seperti pengadaan pertemuan dengan wali murid, kelas parenting, kelas inspirasi, dan pentas akhir.
"Kami mengadakan kelas inspirasi kepada orangtua dan anak-anak agar mereka tidak pergi ke luar negeri. Serta pentas akhir tahun untuk menggembirakan anak didik kita tentang pendidikan yang telah diajarkan di sekolah," ujar Suradi, Perwakilan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Dengan terus dilakukannya sosialisasi pencegahan TPPO, angka perdagangan manusia di Indonesia khususnya di Jawa Tengah bisa berkurang bahkan tidak ada sama sekali. (adv/lin/ttg)