Beratnya, Mengentaskan Desa Cendana dari Zona Merah

Sabtu 15-09-2018,09:56 WIB

DROPING AIR : Warga Desa Cendana tengah antre air bersih. Tahun ini, Cendana menjadi desa pertama yang meminta droping air dari pemerintah. AMARULLAH NURCAHYO/RADARMAS PURBALINGGA- Kondisi Desa Cendana, Kecamatan Kutasari, hingga kini masuk zona merah atau daerah tertinggal. Minimnya sumber daya menjadikan usaha untuk mengentaskan desa tersebut dari zona merah bukan pekerjaan yang mudah. “Kami sangat berat jika akan membangkitkan desa agar tidak masuk zona merah. Pasalnya, warga kami banyak yang diluar dan jumlah rumah tidak layak huni masih banyak,” ungkap Kepala Desa Cendana, Sujono. Desa Cendana ini tidak ada sumber air sehinggawarga Desa Cendana hanya bisa mengandalkan komoditas jagung dan singkong. Berpenduduk 4.830 jiwa, hanya tiga orang yang berstatus sebagai PNS. Sisanya merantau ke luar provinsi termasuk luar Jawa. Kepala Desa Sujono mengungkapkan, warganya yang lulusan SD langsung merantau bekerja di luar kota. “Penduduk kami sebagian besar petani, dan lainya menjadi karyawan pabrik dan pekerja swasta lainnya,” tambahnya. Saat kemarau panjang ini perjuangan warga juga tidak mudah. Warganya hanya mengandalkan bantuan air bersih dari pemerintah. “Pernah membuat sumur juga tidak maksimal. Biaya menggali pembuatan sumur juga tidak terjangkau, karena untuk mendapatkan air harus menggali cukup dalam,” terangnya. Lebih lanjut Sujono mengatakan, kedepan, warga mengandalkan hasil perkebunan seperti nilam dan kayu-kayuan. Kemudian tanaman keras lain yang bisa dijual kayunya. Dia mengakui, desanya masih memerlukan alokasi pembangunan khususnya pengembangan berbagai insfrastruktur. Tujuannya untuk menunjang kemajuan dan meningkatkan kesejahteraan warga Cendana. “Jika memang memungkinkan, ada fasilitasi agar ada air bersih di desa kami. Namun selama ini kami belum memiliki formulanya untuk pembangunan infrastruktur pendukungnya,” tambahnya. (amr/sus)

Tags :
Kategori :

Terkait