PURWOKERTO, RADARBANYUAMS.DISWAY.ID - BPJS Ketenagakerjaan Purwokerto kembali melakukan sosialisasi program unggulan kepada Kepala Sekolah/Madrasah Muhammadiyah se-kabupaten Banyumas tahun 2024, yang bertempat di Green Valley Resort Baturraden, Jumat (9/8/2024).
Pada kesempatan yang sama BPJS Ketenagakerjaan juga memberikan klaim JHT (Jaminan Hari Tua) kepada Toharo selaku guru SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto.
Dana manfaat yang diperoleh adalah sebesar Rp. 18.598.011. Toharo telah memasuki pensiun pada usia 56 tahun dan langsung mendapatkan dana manfaat Jaminan Hari Tua.
Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PDM Banyumas, Asep Saeful Anwar menyambut baik kegiatan sosialisasi dari BPJS Ketenagakerjaan.
Ini merupakan waktu yang tepat karena di rapat koordinasi kali ini hadir 86 kepala sekolah yang terdiri dari 47 SD/MI, 27 SMP/Mts dan 12 SMA, ujar Asep.
Di Peraturan Dikdasmen No 5 Tahun 2024 sendiri tercantum kewajiban dan hak guru yang mengatur tentang jaminan keselamatan kerja dan kesehatan, lanjut Asep.
Oleh karena itulah pada kesempatan rakor kali ini sekaligus mengundang Antony Sugiarto selaku Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Purwokerto untuk memberikan penjelasan secara langsung kepada sekolah.
Lebih lanjut Asep mengungkapkan dari 86 sekolah Muhammadiyah sudah ada 31 sekolah yang sudah ikut program BPJS Ketenagakerjaan.
Sisanya tinggal menunggu tindak lanjut dari tim BPJS Ketenagakerjaan untuk berhubungan langsung dengan pihak sekolah.
Beberapa waktu yang lalu juga telah diserahkan santunan kepada salah satu guru Muhammadiyah yang menderita kanker dan meninggal dunia.
Santunan sebesar 42 juta telah diserahkan. Bukan hanya itu, dua orang anak almarhumah yang masih bersekolah di bangku SD dan SMA juga menerima beasiswa pendidikan. Total beasiswa yang diberikan sejumlah 192 juta hingga lulus perguruan tinggi.
Ditemui usai acara selesai, Kepala Kantor BPJS Ketenagakerjaan Purwokerto Antony Sugiarto menyampaikan harapannya, agar guru-guru yang ternaungi dalam organisasi sebesar Muhammadiyah mendapatkan perlindungan pada waktu mengalami kecelakaan kerja.
Jangan sampai timbul ironi seorang guru kok tidak bisa menyekolahkan anaknya pada saat dia mengalami musibah hingga meninggal dunia ujar Antony.
Dia berharap semakin banyak guru di lingkup sekolah Muhammadiyah terproteksi program BPJS Ketenagakerjaan. Jadi selain 31 sekolah yang sudah ikut, dia berharap sisanya bisa ikut program juga.
Harapan lainnya, dari 31 sekolah yang sudah ikut sejumlah 2 atau 3 program bisa menuntaskan empat program hingga jaminan hari tua dan pensiun.