BACA JUGA:Atap Balai Budaya Gumelem Wetan Hampir Roboh, Pj Bupati Banjarnegara Siap Cari Solusi
"Kami juga mendapatkan komplain dari kabupaten lain terkait hasil survei SKI ini. Namun, survei Intak (Interpretasi Serentak) yang dilakukan pada 1-30 Juni menunjukkan hasil 15,88 persen, jauh di bawah angka survei SKI," tambah Krisianto.
Krisianto juga menekankan pentingnya memahami bahwa stunting tidak hanya disebabkan oleh kekurangan gizi, tetapi juga pola asuh.
Maka daei itu, pihaknya juga meluncurkan program Bentingmas, Bebaskan Stunting Masyarakat Banyumas, dengan tiga program di dalamnya.
"Bentingmas ini ada tiga program, pertama, Remaja Peduli Stunting yang dipandegani oleh Duta Genre bertugas sosialisasi pencegahan Stunting. Kedua Ndoro Bendi, Ndog Loro Bendina (Dua Telur Setiap Hari) untuk asupan bagi anak penderita Stunting dan ketiga pendanpingan TPK (Tim Pendamping Keluarga)," jelas Kris.
Dengan Peluncuran Program Bentingmas yang diresmikan usai acara Rempug Stunting di Pendopo Si Panji tersebut diharapkan bisa menekan angka Stunting di Banyumas di angka 14 persen pada tahun 2024 ini. (dms)