Banner v.2

UPTD Perbenihan Mewek Genjot Produksi Calon Benih Demi Kejar Target PAD

UPTD Perbenihan Mewek Genjot Produksi Calon Benih Demi Kejar Target PAD

Operator UPTD Perbenihan memanen calon benih padi dengan mesin combine harvester.-Alwi Safrudin/Radarmas-

PURBALINGGA, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - UPTD Perbenihan Mewek di Kecamatan Kalimanah terus memaksimalkan produksi calon benih padi untuk mengejar capaian Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2025.

Plt Kepala UPTD Perbenihan Mewek, Nunik Andriani mengatakan, strategi saat ini fokus menjual calon benih karena proses pembuatan benih final membutuhkan waktu lebih lama, sementara tenggat setoran PAD harus dipenuhi lebih cepat.

"Target PAD tahun ini sekitar Rp 570 juta. Realisasi baru separuhnya sekitar Rp 290 juta. Kami optimis bisa tercapai, asal ada serapan," ujarnya.

Pada musim tanam kedua tahun ini (Asep), yakni April tanam dan panen September-Oktober, UPTD menggarap 19 hektare lahan perbenihan. Benih yang digunakan merupakan benih dasar berlabel putih. Setelah panen, benih tersebut turun menjadi label ungu.

BACA JUGA:1.300 Hektare Sawah Diserang Hama Tikus, Dinpertan Lakukan Pengendalian

Untuk varietas yang ditanam ada tiga jenis, yakni Situ Bagendit, Inpari 32, dan Mikongga. Masa panennya berkisar 100-120 hari. 

Untuk proses produksi calon benih, setelah panen kadar air harus diturunkan menjadi 11 persen dengan proses pengeringan manual menggunakan sinar matahari. Metode tersebut dilakukan karena untuk benih, pengeringan mesin dapat menurunkan kualitas daya tumbuhnya.

Benih dasar dibeli dari Subang dan Tegalgondo. Dari 650 kilogram benih dasar yang ditanam, mampu menghasilkan hingga 30 ton pada satu kali musim panen. Jumlah produksi setahun bisa mencapai kurang lebih 60 ton, namun bergantung kondisi musim dan peningkatan permintaan.

Dulu, proses pengepakan benih dilakukan sendiri oleh UPTD. Namun saat ini, mereka menjual calon benih terlebih dahulu kemudian pihak ketiga yang memproses sampai jadi benih. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi lamanya proses sertifikasi dan pelabelan sehingga target PAD tidak tertunda pemenuhannya di akhir tahun.

BACA JUGA:790 Hektare Sawah Bergantung pada Limpak Dau, Debit Air Jadi Sorotan

Calon benih yang dihasilkan sebagian besar dijual ke saprotan dan pihak lain, termasuk pembeli dari Tegal dan Semarang. Sedangkan masyarakat lokal cenderung mencari benih yang sudah jadi.

Nunik menyebut, capaian PAD sebelumnya sempat belum tercapai karena terdampak kemarau panjang 2023–2024. Kondisi sawah di Mewek masih bergantung pada hujan, sedangkan saat kemarau air sungai mengering. Selain cuaca, ancaman hama seperti tikus dan wereng juga ikut mempengaruhi hasil produksi.

"Kalau penggarap rajin, hama biasanya bisa dikendalikan. Kalau tidak, paling mentok sekitar 30 ton. Tapi kami tetap optimis PAD tahun ini bisa terkejar," tutupnya. (alw)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: