AI Bantu Perkuat Keamanan MFA, Jadi Andalan Baru Hadapi Serangan Siber 2025
gambar mfa--
Selain itu, AI bisa mendeteksi upaya brute force login, mengenali bot, hingga memberi peringatan sebelum kerusakan terjadi. Dengan begitu, MFA bukan sekadar kode tambahan, tapi menjadi sistem adaptif yang terus belajar dan berkembang.
Banyak perusahaan teknologi seperti Microsoft dan Google mulai mengembangkan sistem MFA berbasis AI. Bahkan, beberapa aplikasi perbankan di Indonesia telah mulai mengintegrasikan AI untuk autentikasi berbasis perilaku pengguna.
AI juga membantu dalam autentikasi biometrik, seperti pengenalan wajah dan sidik jari. Dengan algoritma yang terus belajar, sistem ini bisa membedakan wajah asli dengan gambar statis atau wajah palsu.
BACA JUGA:Honda Astrea Grand Reborn, Kembalinya Si Legenda Irit dengan Teknologi Canggih
BACA JUGA:Ini dia Italjet Speedster 200, Skuter Sporty Berteknologi Canggih dengan Desain Memikat
Tantangan dan Risiko yang Masih Mengintai
Meskipun AI meningkatkan keamanan MFA, tetap ada tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah false positive, yaitu ketika sistem salah mendeteksi aktivitas pengguna yang sah sebagai ancaman.
Selain itu, adopsi AI membutuhkan biaya dan infrastruktur yang tidak sedikit. Perusahaan kecil dan menengah mungkin masih kesulitan mengintegrasikan teknologi ini karena keterbatasan sumber daya.
Tantangan lain adalah privasi pengguna. Sistem yang memantau perilaku secara terus-menerus bisa menimbulkan kekhawatiran soal penyalahgunaan data atau pelanggaran privasi.
Regulasi juga belum sepenuhnya mengatur penggunaan AI dalam konteks keamanan digital. Oleh karena itu, penting bagi pengembang dan regulator bekerja sama agar penerapan AI-MFA bisa dilakukan secara etis dan aman.
BACA JUGA:Bedah Teknologi Geely EX5 2025: SUV Listrik Modern untuk Indonesia
BACA JUGA:Hyundai Kona Electric 2025 dan Teknologi V2L: Bisa Jadi Sumber Listrik Darurat!
Dukungan Pemerintah dan Edukasi Pengguna
Pemerintah Indonesia mulai menyadari pentingnya keamanan siber yang lebih kuat. Melalui Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), kampanye literasi digital dan perlindungan data pribadi terus digalakkan.
Selain itu, berbagai sektor seperti keuangan, pendidikan, dan layanan publik mulai diwajibkan menerapkan MFA dalam sistem informasinya. Diharapkan, integrasi AI ke dalam sistem autentikasi menjadi bagian dari standar keamanan nasional ke depan.
Pengguna juga perlu diberi pemahaman bahwa MFA saja tidak cukup tanpa kewaspadaan pribadi. Menghindari tautan mencurigakan, tidak membagikan kode OTP, serta menggunakan aplikasi terpercaya tetap menjadi fondasi utama keamanan.
Edukasi berkelanjutan dan pembaruan sistem menjadi langkah penting agar AI-MFA bisa bekerja optimal. Kombinasi teknologi canggih dan kesadaran pengguna menjadi tameng paling kuat menghadapi ancaman digital.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


