Didesak Dicopot Karena Diduga Selingkuh, 2 Perangkat Desa di Wlahar Wangon Kini Diliburkan

Didesak Dicopot Karena Diduga Selingkuh, 2 Perangkat Desa di Wlahar Wangon Kini Diliburkan

Perwakilan massa saat melakukan mediasi dengan Forkompincam di kantor desa Wlahar, Selasa (5/3/2024).-AHMAD ERWIN/RADARMAS-

BANYUMAS, RADARBANYUMAS.CO.ID - Pemerintah Desa Wlahar Kecamatan Wangon kini meliburkan 2 perangkat desanya yang diduga terlibat selingkuh, Rabu (6/3/2024). 

Dua perangkat desa berinisial H dan E tersebut diliburkan, usai didemo puluhan warga dan dituntut dicopot dari jabatannya sebagai perangkat desa, Selasa (5/3/2024) kemarin. 

Surwan, Sekdes Wlahar mengatakan, mereka sementara diliburkan agar tidak memicu adanya gejolak. 

BACA JUGA:Kroya Semakin Macet, Dukungan Flyover Terus Mengalir

"Sekarang sudah gak masuk, lagi diistirahatkan dulu, takutnya nanti bikin pemicu yang lain," katanya, Rabu (6/3/2024). 

Dijelaskan, terkait tuntutan warga tersebut, belum ada keputusan. 

"Sebenarnya belum ada putusan pasti, cuma kemarin sifatnya mereda dulu. Nanti kita akan buat pertemuan lanjutan dengan perwakilan massa untuk mediasi," jelasnya. 

BACA JUGA:Diduga Lakukan Perzinahan, Perangkat Desa di Wlahar Wangon Di Geruduk Puluhan Ibu-Ibu

Pihaknya juga akan mengambil keputusan terbaik, agar tidak memicu polemik terhadap kasus tersebut.

"Tuntutannya masyarakat disuruh turun. Tapi kita pemerintah desa punya aturan dan perundang-undangan, jadi kita pikirannya sampai kesana, dan kita akan cari solusi terbaik dengan berpedoman pada aturan. Kalau langsung diberhentikan kepala desa nanti dituntut ke PTUN," ungkapnya. 

Surwan membenarkan, jika kedua perangkat desa tersebut memang pernah digerebek di sebuah kosan. Tapi usai digerebek permasalahan itu diselesaikan secara kekeluargaan atau damai. 

BACA JUGA:Waspada Cuaca Ekstrem, Berpotensi Terjadi Banjir dan Tanah Longsor di Cilacap

"Sudah damai secara kekeluargaan masing-masing, cuma setelah itu baru ada salah satu pihak tidak terima, masa orang seperti itu dipekerjakan desa, harusnya perangkat desa sebagai tokoh masyarakat. Jadi intinya ada warga yang tidak terima. Makanya kemarin warga masyarakat menuntut," pungkasnya. (win)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: