Hujan Membuat Tradisi Krapyak di Watuagung Semakin Sakral

BANYUMAS, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Warga Desa Watuagung, Kecamatan Tambak menggelar tradisi Krapyak, Kamis (18/1/2024) pagi di situs Watu Lintang. Acara bertepatan dengan Kamis Wage (18/1), atau 6 Rajab 1445 kalender Hijriah.

Sesepuh setempat, Nasimun menceritakan, tradisi Krapyak juga disebut sedekah bumi. Dihelat rutin dalam setahun dua kali yaitu setiap bulan Rajab dan Sura.

"Tradisi krapyak merupakan wasiat dari leluhur. Kalau yang di bulan Rajab ini acaranya lebih sederhana," jelas Nasimun yang juga selaku Ketua RT 1 RW 2.

Hujan yang mengguyur Desa Watuagung menambah sakral tahlil dan doa-doa syukur yang dilantunkan. Tradisi Krapyak dihadiri oleh warga dari lima RT di wilayah RW 2.

BACA JUGA:Pagar Bambu Komplek Masjid Saka Tunggal Diganti Pada Acara Tradisi Jaro Rajab

BACA JUGA:Prosesi Adat Meriahkan Bulan Sura

Lewat tradisi Krapyak, warga memohon keselamatan pada Tuhan. Sekaligus wujud syukur atas segala hasil bumi yang telah diperoleh selama ini.

Terpisah, warga Desa Watuagung, Sagiyah menuturkan, tidak pernah absen mengikuti tradisi Krapyak, baik di bulan Rajab maupun Sura. Sejak sekira pukul 03.00 dini hari, dia mempersiapkan aneka macam masakan untuk dibuat tumpeng.

"Tradisi dari orang tua sejak dahulu. Jadi, Krapyak tidak boleh ditinggalkan, pokoknya saya harus ikut," ujar Sagiyah di sela acara.

Selesai tahlil dan doa-doa syukur, tumpeng dimakan bersama dan dibagikan ke lingkungan sekitar. Satu rumah tangga membawa satu tumpeng lengkap dengan lauk dan sayuran.

Sebelum diselenggarakan tahlil dan doa-doa syukur, di pagi hari usai Subuh, warga berbondong-bondong pergi ke makam. Mereka bersih kubur leluhurnya. Kemudian dilanjutkan bersih situs Watu Lintang. (fij)

Sumber: