Upaya Tolak Relokasi, Pedagang di Candi Borobudur Mengadakan Mujahadah

Upaya Tolak Relokasi, Pedagang di Candi Borobudur Mengadakan Mujahadah

Upaya Tolak Relokasi, Pedagang di Candi Borobudur Mengadakan Mujahadah-Radar Jogja-

RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Adanya isu mengenai relokasi atau “merumahkan” para pedagang di Candi Borobudur, pada pedagang TWC Borobudur bersatu mengadakan Mujahadah sebagai aksi penolakan pada Senin, 8 Januari 2024.

Jimi Belinda sebagai koordinator pedagang mengungkapkan bahwa mujahadah yang diadakan merupakan bentuk protes terhadap pernyataan dari PT Taman Wisata Candi.

Diketahui, pihak PT Taman Wisata Candi hendak merumahkan para pedagang mulai 15 Januari 2024 karena lokasi tersebut hendak dibangun lahan hijau yang mendukung kawasan strategi pariwisata nasional (KSPN).

"Intinya hanya disosialisasikan pemindahan di bulan Januari ini, tanggal 15 Januari. Alasannya di situ akan ada penataan program KSPN, yang mana akan dibangun pasar seni dan lahan yang akan dikosongkan ini katanya untuk lahan penghijauan," papar Jimi pada Senin, 8 Januari 2024.

BACA JUGA:Harus Mampir! Kulineran di Sekitar Candi Borobudur Yang Terkenal

Jimi juga melanjutkan, sebenarnya jika para pedagang sejak awal dilibatkan dalam program yang akan berjalan tidak akan ada aksi protes yang seserius kini.

"Tapi ini tidak ada keterlibatan dari pedagang untuk duduk bersama, entah itu konsep dan desain bangunan seperti apa, tidak pernah ada duduk bersama di situ. Makanya para pedagang mengambil sikap, kita akan menolak," lanjut Jimi.

Lebih membingungkannya lagi, kata Jimi tak ada alternatif lahan untuk pedagang sehingga terkesan benar-benar dirumahkan.

"Tidak ada (alternatif). Sekitar kurang lebih 7-8 bulan kita akan dirumahkan. Bahkan statemen dari Taman Wisata kita disuruh ngasong. Kita kan repot, pedagang karakternya berbeda-beda. Apalagi kalau penjual makanan kalau disuruh ngasong, kan beda juga," ucapnya lagi.

BACA JUGA:Menjelajahi Keindahan Amanjiwo Borobudur Resort, Penginapan Eksklusif di Magelang

Jimi juga menjelaskan bahwa pedagang yang berada di kompleks tersebut sekitar 5000 orang yang mana sudah lama semua mencari nafkah di tempat tersebut.

"Hari ini kita sengaja libur untuk berdoa bersama. Kita pasrah diri bahwasanya kebijakan yang ada tidak sesuai dengan harapan pedagang," pungkasnya.

Namun pada pihak lain yakni general manager unit Borobudur mengungkapkan bahwa hal tersebut merupakan disinformasi yang pada intinya program memang sangat dinamis sehingga tak buru-buru diinformasikan kepada para pedagang.

"Semua informasi berawal pada saat sosialisasi tanggal 21 Desember 2023. Waktu itu adalah schedule dari pihak projek pembangunan Kampung Seni Kujon, di mana di dalamnya zona dua itu juga jadi bagian yang tidak terpisahkan dari projek pembangunan pasar seni," ungkap Jamal sebagai general manager unit Borobudur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: