Kenapa Ketika Sedang Stres Badan Menjadi Lebih Kurus, Berikut Penjelasannya

Kenapa Ketika Sedang Stres Badan Menjadi Lebih Kurus, Berikut Penjelasannya

Penjelasan kenapa ketika sedang stress badan menjadi lebih kurus-Pinterest -

RADARBANYUMAS.DISWAY.ID-Stres adalah respons fisiologis dan psikologis terhadap tekanan atau tantangan.

Meskipun umumnya dikaitkan dengan masalah mental, ternyata stres juga dapat memengaruhi fisik, termasuk berat badan seseorang. 

Dan stres dapat berkontribusi pada penurunan berat badan dan penjelasannya secara ilmiah.
 
Faktor-Faktor Penyebab Stres
 
Stres dapat dipicu oleh berbagai faktor, dan setiap individu meresponsnya dengan cara yang berbeda. Beberapa faktor umum yang dapat menyebabkan stres meliputi:
 
- Beban kerja yang berlebihan, tenggat waktu yang ketat, atau konflik di tempat kerja dapat menjadi pemicu stres.
 
- Kesulitan keuangan, utang, atau ketidakpastian finansial dapat menimbulkan stres yang signifikan.
 
- Konflik dalam hubungan interpersonal, baik dengan keluarga, teman, atau rekan kerja, dapat menjadi sumber stres.
 
 
- Peristiwa besar seperti perpindahan, perceraian, kematian orang terkasih, atau perubahan status pekerjaan dapat menimbulkan tingkat stres yang tinggi.
 
- Masalah kesehatan, baik diri sendiri atau keluarga, dapat menjadi pemicu stres yang signifikan.
 
- Rasa tidak pasti terkait karier, pendidikan, atau masa depan secara umum dapat menimbulkan kekhawatiran dan stres.
 
- Standar sosial, ekspektasi dari orang lain, atau tekanan untuk mencapai kesuksesan dapat memicu stres.
 
 
- Kesulitan dalam mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi dapat menyebabkan stres yang berkepanjangan.
 
- Pengalaman traumatis, baik fisik maupun emosional, dapat menyebabkan stres jangka panjang.
 
- Ketakutan Akan Perubahan 
Beberapa orang cenderung stres ketika dihadapkan pada perubahan, bahkan jika itu merupakan perubahan positif.
 
Stres Dapat Membuat Badan Menjadi Kurus
 
 
Salah satu alasan utama mengapa stres dapat menyebabkan penurunan berat badan adalah melalui pengaruhnya terhadap hormon kortisol. Kortisol, yang sering disebut sebagai hormon stres, dilepaskan oleh kelenjar adrenal sebagai respons terhadap stres. 
 
Peningkatan kadar kortisol dapat meningkatkan metabolisme tubuh dan memicu penguraian lemak menjadi energi.Namun, pengaruh ini bersifat ganda. 
 
Sementara beberapa orang mungkin mengalami nafsu makan yang berkurang sebagai respons terhadap stres, yang menyebabkan penurunan berat badan, ada juga individu yang cenderung merespons stres dengan meningkatnya nafsu makan, khususnya makanan tinggi lemak dan gula.
 
Stres Dapat Menyebabkan Perubahan Kebiasaan Makan
 
Stres dapat memicu perubahan kebiasaan makan seseorang. Beberapa orang cenderung kehilangan selera makan, sementara yang lain merespons stres dengan overeating. Selain itu, stres juga dapat mempengaruhi pilihan makanan, dengan kecenderungan untuk memilih makanan cepat saji atau tinggi gula sebagai bentuk koping.
 
Perubahan Metabolisme dan Energi
 
Peningkatan kadar kortisol juga dapat mempengaruhi distribusi lemak dalam tubuh. Stres kronis dapat menyebabkan penumpukan lemak di area perut, yang dikaitkan dengan risiko penyakit metabolik. Meskipun seseorang mungkin mengalami penurunan berat badan secara keseluruhan, perubahan dalam komposisi tubuh dapat tetap terjadi.
 
Meskipun stres dapat menyebabkan penurunan berat badan melalui pengaruh hormon kortisol dan perubahan kebiasaan makan, dampaknya dapat bervariasi antarindividu. Penting untuk diingat bahwa stres yang berkepanjangan dapat berkontribusi pada masalah kesehatan lainnya, dan penanganan stres secara efektif menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan berat badan dan kesehatan secara keseluruhan. (dda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: