Setiap Bulan, Jumlah Berita Bohong Pemilu Terus Meningkat

Setiap Bulan, Jumlah Berita Bohong Pemilu Terus Meningkat

Kabid Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Komunikasi dan Informasi (Dinkominfo) Kabupaten Purbalingga Sapto Suhardiyo.-DOK DINKOMINFO UNTUK RADARMAS -

PURBALINGGA, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Isu berita bohong atau hoax terkait Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, jumlahnya terus meningkat. Hal itu disampaikan oleh Kabid Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Komunikasi dan Informasi (Dinkominfo) Kabupaten PURBALINGGA Sapto Suhardiyo.

"Menurut Budi Arie Setiadi, Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia isu hoax Pemilu mulai bulan juli 2023, meningkat dibanding bulan-bulan sebelumnya," katanya dalam acara yang digelar Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Purbalingga.

Dijelaskan, berdasar data pada Januari dan Februari 2023, masing-masing ada temuan satu berita bohong Pemilu. Kemudian ditemukan delapan berita bohong Pemilu pada bulan Maret. Sebanyak satu 1 berita bohong pada bulan April, ditemukan lima berita bohong pada bulan Mei, serta sembila berita bohong pada Juni.

"Pada Juli 2023 ada 14 hoax Pemilu, kemudian 18 hoax Pemilu pada September. Lalu temuan pada bulan selanjutnya meningkat menjadi 21 hoax Pemilu per 26 Oktober 2023," lanjutnya.

BACA JUGA:8.100 ASN PPPK Teken Netralitas Pemilu

BACA JUGA:Ketua Bawaslu Purbalingga Minta Jajarannya Ciptakan Pengawasan Pemilu yang Humanis

Diungkapkan olehnya, penyebaran berita bohong Pemilu dan disinformasi terkait Pemilu ditemukan diberbagai media social, namun tapi paling banyak ditemukan di Facebook.

"Situasi ini patut menjadi kekahawatiran Bersama, sebab menurutnya hoax pemilu dapat menurunkan kualitas demokrasi. Selain itu, berpotensi memecah belah persatuan bangsa," ujarnya.

Sehingga, Pemilu yang seharusnya jadi pesta demokrasi menjadi terkikis integritasnya. Serta menimbulkan ketidak percayaan anatar warga negara bangsa. Dia membagikan tips, untuk menghindari berita bohong terkait Pemilu. Yakni, dengan mencermati baik baik judul berita tersebut. Hati-hati jika mengandung unsur provokatif.

Lihat dari mana sumber berita. Periksa fakta fakta informasi dalam berita tersebut. Periksa kembali foto atau video. Berpikir secara kritis. Jangan langsung membagikan. Serta, ikut bergabung dalam grup diskusi anti berita bohong."Pencegahan ujaran kebencian bisa dimulai dari masing-masing individu," tegasnya. 

Menurutnya,berita bohong yang diberitakan terus menerus akan menjadi suatu kebenaran di masyarakat. "Hal itu sangat membahayakan," katanya. (tya)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: