SMK dan Edupreneurship, Inkubator Wirausaha Muda

SMK dan Edupreneurship, Inkubator Wirausaha Muda

Peluang dan tantangan Perhelatan Penerimaan Peserta Didik Baru SMK Tahun 2021 (PPDB 2021) yang setahun sekali terjadi telah usai, tetapi gempitanya pendidikan vokasi tidak pernah padam. Kabupaten Cilacap yang merupakan kota industri memiliki 7 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berstatus negeri, 53 SMK berstatus swasta dan memiliki lebih dari 20 jurusan (kompetensi keahlian). Besarnya animo Calon Peserta Didik (CPD) yang bersaing memperebutkan kursi pada kompetensi keahlian idaman di SMK tujuan menjadi salah satu indikator. Jumlah pendaftar pada hampir semua SMK negeri sejak beberapa tahun terakhir selalu lebih banyak dari daya tampung yang disediakan. https://radarbanyumas.co.id/pendidikan-vokasi-jangan-hanya-ciptakan-tukang/ Sebuah survei bertajuk “Ketertarikan Masyarakat Terhadap Pendidikan Vokasi” yang digagas oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan MarkPlus.Inc dipublikasikan pada 12 April 2021 menunjukkan tren pendidikan SMK yang tinggi. Survei tersebut merilis bahwa 82,05% responden tertarik melanjutkan pendidikan ke SMK dan faktor ketertarikan terbesar terhadap SMK dipengaruhi oleh prospek kerja yang dinilai bagus. SMK pada Sistem Pendidikan Nasional termasuk dalam jenjang pendidikan menengah yang menyelenggarakan jenis pendidikan kejuruan. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu (Depdikbud : 2003). Pengertian ini mengandung pesan bahwa institusi yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan harus berkomitmen menjadikan tamatannya mampu bekerja dalam bidang tertentu. Berdasarkan definisi di atas, maka SMK sebagai sub-sistem pendidikan nasional seyogyanya mengutamakan bagaiman mempersiapkan peserta didiknya untuk mampu memilih karir, memasuki lapangan kerja, berkompetisi, dan mengembangkan dirinya dengan sukses di lapangan kerja yang cepat berkembang dan berubah sesuai tuntutan jaman. Data terbaru Biro Pusat Statistik (BPS) menyebutkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut kategori pendidikan mempunyai pola yang sama baik pada Februari 2021, Agustus 2020, dan Februari 2020. Pada Februari 2021, TPT dari tamatan SMK masih merupakan yang paling tinggi dibandingkan tamatan jenjang pendidikan lainnya yaitu sebesar 11,45%. Berdasarkan data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa SMK justru menjadi pencetak pengangguran yang paling tinggi dibanding tingkat pendidikan lainnya alih-alih mencetak tenaga kerja siap pakai seperti yang tertuang pada tujuan penyelenggaraan pendidikan vokasi di atas. Slogan SMK BISA SMK HEBAT menjadi peluang sekaligus tantangan untuk membuktikan benarkah lulusan SMK BISA langsung kerja dan siap kerja?. Langkah Strategis Sejalan dengan program Sustainable Development Goals (SDGs) yang merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan melindungi lingkungan. Upaya pemerintah sebagai bagian dari menciptakan pendidikan berkualitas maka pada Rencana Kerja Pemerintah 2020 salah satunya berfokus pada peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan vokasi. Kebijakan strategis pemerintah adalah dengan menggulirkan berbagai program guna meningkatkan mutu pendidikan SMK antara lain yaitu program Revitalisasi SMK, SMK Center of Excellent (CoE), dan terbaru adalah program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK). Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari penguatan pendidikan vokasi yang diharapkan kedepan mampu menghasilkan lulusan terampil yang siap bersaing di dunia kerja. Lulusan SMK diharapkan memiliki kompetensi yang mumpuni dalam penguasaan hard skills, soft skills, dan karakter sehingga bisa diterima di dunia usaha maupun dunia industri dan tidak lagi dipandang sebelah mata. Dewasa ini SMK juga dituntut memiliki fungsi majemuk, hal ini sejalan dengan salah satu dari 16 Prinsip Prosser bahwa pendidikan vokasi dirasakan efisien sebagai penyiapan pelayanan bagi masyarakat untuk kebutuhan tertentu pada waktu tertentu. Seyogyanya lulusan SMK selain dapat diterima di dunia kerja juga diharapkan dapat menciptakan peluang kerja baik untuk dirinya sendiri ataupun bagi orang lain dengan berwirausaha. Pendidikan kewirausahaan serta Produk kreatif dan Kewirausahaan telah masuk sejak Kurikulum 13 diresmikan tetapi pelaksanaan dan dampaknya dirasa masih kurang optimal. Pemerintah sendiri telah menstimulus SMK dengan program Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW). Oleh karena itu sekolah bertanggung jawab untuk terus mengembangkan dan membuat terobosan guna mengoptimalkan peran pendidikan kejuruan dalam rangka memberikan bekal baik pengetahuan, sikap, dan keterampilan berwirausaha kepada siswa. SMK diharapkan lebih memperhatikan bidang edupreneurship sebagai salah satu upaya terobosan yang dapat dilakukan. Edupreneurship dalam artikel ini ditekankan pada usaha kreatif atau inovatif yang dilakukan oleh sekolah untuk memperoleh prestasi dan menambah income (pemasukan) sekolah. Prestasi sekolah mungkin tidak langsung membuahkan keuntungan finansial tetapi sekolah yang berprestasi memiliki lebih banyak kesempatan untuk mendapat penghargaan, bantuan, dan input siswa yang lebih baik. Dengan modal prestasi ini, sekolah sedikit demi sedikit akan mengalami kemajuan hingga menjadi sekolah unggul. Dalam konteks ini, unggul tidak memberi dampak finansial secara langsung tetapi merintis masa depan yang lebih sukses. Setidaknya ada tiga kegiatan yang bisa dilakukan sekolah dalam konsep edupreneurship, yaitu: Teaching Factory, Business Center, dan Unit Produksi. Tujuan akhir dari pembelajaran Teaching Factory , Business center, dan unit produksi adalah sama yaitu sebagai inkubator wirausaha muda. Ketiganya bersifat akademis dan merupakan usaha/ bisnis di lingkungan sekolah sebagai tempat mengasah kreatifitas, inovatif, dan keterampilan kewirausahaan serta memberdayakan warga sekolah. Siswa dilibatkan untuk berperan dalam kegiatan produksi baik barang atau jasa. Manfaat akademik akan diperoleh selain prestasi dan menambah income sekolah. Untuk merintis edupreneurship diperlukan tindakan-tindakan kepemimpinan (red: Kepala Sekolah) untuk menggerakkan dengan menerapkan langkah – langkah berikut di sekolah: 1. Pelayanan yang bermutu pada setiap bidang dengan menerapkan sistem manajemen mutu total (Total Quality Management). 2. Pemberdayaan SDM (guru, siswa, komite) untuk mendukung program sekolah menjadi sekolah unggul dan pemberdayaan warga sekolah supaya lebih produktif berkarya. 3. Pemanfaatan sarpras secara optimal untuk kegiatan pembelajaran dan kegiatan produksi baik barang maupun jasa. 4. Peningkatan jaringan kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri untuk kegiatan mentoring. 5. Memanfaatkan peluang usaha di segala bidang antara lain usaha produksi, jasa, pemasaran, persewaan, waralaba, konsinyasi, dsb. Kabupaten Cilacap sebagai kota industri memiliki peluang besar untuk menghasilkan perkawinan antara sekolah dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Direktur Jendral Pendidikan Vokali pada awal tahun 2021 bahkan meluncurkan paket Link and Super Match 8+i, untuk melibatkan DUDI dalam seluruh penyelenggaraan pendidikan kejuruan. SMK dapat bekerja sama (partnership) dengan perusahaan -perusahaan yang ada di wilayah Cilacap dan sekitarnya melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Program CSR dapat menjembatani antara DUDI dengan sekolah hingga tercipta simbiosis mutualisme sebagai bagian dari upaya untuk memajukan program – program terkait edupreneurship. Dalam hal ini diperlukan kebijakan dan peran Pemerintah Kabupaten untuk menjembatani terlaksananya perkawinan antara SMK-DUDI. Masyarakat-pun bisa terlibat aktif memberikan dukungan dengan ikut menggunakan jasa atau membeli produk – produk dari Teaching Factory , Business center, dan Unit Produksi yang ditawarkan oleh siswa SMK. Dukungan ini sangat penting guna membentuk jiwa wirausaha sejak dini sehingga nantinya lahirlah para wirausahawan muda yang akan berperan dalam memajukan ekonomi kreatif sebagai alternatif karier setelah lulus SMK. SMK KUAT, MENGUATKAN INDONESIA... Oleh: Christin Sumarno, S.Pd * Mahasiswa Pasca Sarjana MPGV UAD Yogyakarta * Guru SMK Negeri 1 Binangun Kab. Cilacap

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: