Antisipasi Penularan, Warga di Batas Desa Banjarpanepen, Banyumas Diskrining Malaria

Antisipasi Penularan, Warga di Batas Desa Banjarpanepen, Banyumas Diskrining Malaria

Mencegah penularan Malaria masuk ke wilayahnya, tim Puskesmas Sumpiuh II melaksanakan skrining pada sebagian warga yang terindikasi gejala sakit seperti Malaria dengan hasil semua negatif.-YUDHA IMAN PRIMADI/RADARMAS-

BANYUMAS, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Ikut turun ke lapangan terkait koordinasi penanganan munculnya kasus Malaria di Desa Ketanda, tim dari Puskesmas Sumpiuh II melakukan skrining Malaria mencegah penularan.

Kepala Puskesmas Sumpiuh II, Muslikhin SKM mengatakan, Desa Ketanda berbatasan dengan Desa Banjarpanepen. Dengan informasi munculnya kasus Malaria di Desa Ketanda, pihaknya melakukan skrining pada warga di batas Desa Banjarpanepen yang terindikasi mengalami gejala sakit seperti Malaria seperti demam, menggigil dan sakit kepala. Termasuk pada pelajar yang dilaporkan beberapa hari tidak masuk sekolah.

"Seperti di SD Negeri Karangaren. Informasinya ada dua anak yang tidak masuk sekolah tanpa keterangan. Sakit atau tidak tidak tahu. Akan kami telusuri," katanya ditemui Radarmas, Kamis (23/11/2023).

Muslikhin menjelaskan dari hasil skrining yang telah dilakukan pada sebagian warga yang terindikasi mengalami gejala sakit seperti Malaria, hasilnya semua menunjukkan negatif Malaria. Meski demikian, pihaknya menghimbau warga untuk terus waspada sampai diketahui dengan pasti penyebab munculnya kembali kasus Malaria oleh Dinas Kesehatan Banyumas.

BACA JUGA:Belasan Warga di Desa Keranda dan Desa Karanggintung, Banyumas Terjangkit Malaria

BACA JUGA:Belum Ada Madrasah Adiwiyata Provinsi di Banyumas

"Penyelidikan Epidemiologi (PE) kasus Malaria dilaksanakan mengidentifikasi kapan warga mulai merasa sakit Malaria, siapa dan darimana mereka terinfeksi penyakit tersebut," terang dia.

Kepala Desa Ketanda, Sutarno mengatakan, kasus Malaria di wilayahnya sebelumnya terjadi pada tahun 2001 dan 2011. Kasus Malaria yang kembali muncul tahun ini dilihat dari sisi jumlah warga yang terjangkit tidak separah tahun 2001 dan 2001. Kondisi yang lebih mengkhawatirkan terjadi lebih dari dua puluh tahun yang lalu karena sampai merenggut korban jiwa.

"Dari belasan warga yang terjangkit Malaria sebagian sudah diijinkan pulang ke rumah dan ada yang masih menjalani perawatan di rumah sakit," pungkasnya. (yda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: