Dua Persen Lebih Susu Tidak Dikonsumsi

Dua Persen Lebih Susu Tidak Dikonsumsi

Peserta didik MI Pasinggangan antusias meminum susu pasteurisasi dari pemerintah.-YUDHA IMAN PRIMADI/RADARMAS-

PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.CO.ID - Data rekapitulasi distribusi susu dalam gerakan minum susu di Kecamatan Banyumas bagi peserta didik SD/MI, rata-rata sebanyak dua persen lebih susu tidak dikonsumsi.

Data yang dihimpun Radarmas dalam sembilan pekan distribusi susu mulai 5 Agustus hingga 4 Oktober 2024, total ada 1.439 botol susu yang tidak dikonsumsi. Paling banyak susu yanh tidak dikonsumsi terjadi pada pekan kelima atau 2 hingga 6 September 2024 dengan 171 botol.

Kepala Kantor Kemenag Banyumas melalui Pelaksana Seksi Pendidikan Madrasah, Endwi Supeno mengatakan pada Jumat (22/11) dirinya datang memgikuti pertemuan dengan pihak penyuplai yang membahas progress kegiatam distribusi gerakan minum susu bagi anak SD/MI di Kecamatan Banyumas. Informasi yang didapatnya terkait progress tersebut masih ada tidak dikonsumsi.

"Penyebabnya tidak semua kekuatan lambung anak sama. Mungkin ada anak yang sensitif dan tidak bisa meminum susu pasteurisasi," katanya ditemui Radarmas, Senin (25/11).

BACA JUGA:Asesmen Bakat dan Minat Dilaksanakan Tiga Sesi Per Hari

BACA JUGA:Madrasah Baru Mulai Diakreditasi

Endwi menjelaskan dari pertemuan tersebut diketahui jumlah susu yang didistribusikan kepada peserta didik SD/MI di Kecamatan Banyumas mulai  5 Agustus sampai 4 Oktober 2024 total sebanyak 55.223 botol. Dari jumlah susu yang didistribusikan tersebut sepengetahuannya diinformasikan bahwa realisasi konsumsi setiap pekan selalu diatas 96 persen atau melebihi dari 5 ribu botol per pekan. 

"Susu yang tidak habis dikonsumsi semakin kesini prosentasenya semakin kecil hanya lima persen. Berbeda dengan tidak dikonsumsi, susu yang tidak habis dikonsumsi artinya susu sudah dibuka dari botolnya namun tidak dihabiskan," terang dia.

Disinggung terkait kendala-kendala gerakan minum susu dalam pertemuan tersebut, seingatnya pertama ada sebagian susu yanh sampai ke sekolah atau madrasah dalam keadaan kecut. Selain itu jarak antara pembagian susu bergizi gratis dan makan bergizi gratis juga ada yang menilai terlalu dekat.

"Intinya program minum susu gratis bagi peserta didik MI/SD di Kecamatan Banyumas tetap berjalan sampai akhir tahun ini," pungkas Endwi.

BACA JUGA:Penilaian Kerja Kepala Madrasah Dijadwal Bulan Ini

Sub Koordinator Kesehatan Lingkunga, Kesehatan Kerja dan Olahraha Dinas Kesehatan Banyumas, Imam Subagyo memastikan untuk berjalannya program minum susu gratis bagi peserta didik SD/MI sudah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).

Banyak faktor yang menyebabkan susu kecut saat akan diminum oleh peserta didik mulai dari waktu susu dikonsumsi hingga cara pendistribusian. Sepengetahuannya dalam pendistribusian susu, dari pihak penyuplai memakai cooler box.

"Program pemerintah termasuk gerakan minum susu gratis wajib kita dukung," pungkasnya. (yda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: