Eksis Tiga Tahun Lebih, Produksi Maggot Desa Pancasan, Banyumas Tembus 15 Ton Setahun

Eksis Tiga Tahun Lebih, Produksi Maggot Desa Pancasan, Banyumas Tembus 15 Ton Setahun

Dengan hanya dua pekerja, per hari produksi maggot dari hanggar sampah Desa Pancasan kisaran 30 kilogram.-YUDHA IMAN PRIMADI/RADARMAS-

BANYUMAS, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Menjadi pionir pengelolaan sampah mandiri di tingkat desa untuk wilayah Ajibarang dan sekitanya, unit usaha Berkah Runtah Desa Pancasan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, mampu memproduksi maggot belasan ton dalam setahun.

Data di hanggar sampah Desa Pancasan, produksi maggot untuk tahun 2022 total sebanyak 15.761 kilogram. Produksi terbesar pada bulan Agustus dengan 1.691 kilogram maggot dan terendah di akhir tahun pada awal tahun di bulan Januari dengan hanya 731 kilogram.

Pekerja unit usaha Berkah Runtah bagian maggot, Triyo mengatakan, capaian tahun lalu sebesar 15.761 kilogram merupakan akumulasi total dalam satu tahun. Untuk tahun ini, prediksinya produksi maggot menurun dikarenakan effisiensi yang dilakukan desa untuk jumlah tenaga kerja.

"Dulu bagian maggot yang mengurusi sampai empat pekerja. Sekarang hanya dua orang. Dulu sehari bisa panen dua bak maggot sekarang hanya satu bak," katanya ditemui Radarmas, Rabu (25/10/2023).

BACA JUGA:Persiapan Operasional Hanggar Sampah Ajibarang Kulon, KSM Terima Pinjaman Mesin Penghancur Bahan Pupuk Organik

BACA JUGA:Pangan Kolam Ikan Mina Sehat Pancasan dari Pelet Maggot Produksi BUMDes

Sudah berjalan sejak pertengahan 2019, sampai saat ini produksi maggot unit usaha Berkah Runtah Desa Pancasan dipastikannya masih eksis.

Per hari dengan panen di satu bak, kurang lebih 30 kilogram maggot bisa didapat. Turun naiknya produksi maggot menurutnya justru dipengaruhi dari ketersediaan sampah organik sebagai sumber makanan maggot.

"Sampah yang diangkut dari warga tidak selalu banyak sampah organiknya. Terkadang lebih banyak sampah anorganik yang hanya menjadi residu," terang Trio.

Adapun eksistensi unit usaha Berkah Runtah yang bertahan lebih dari tiga tahun juga menjadi rujukan bagi desa-desa lainnya di wilayah Ajibarang dan sekitarnya terkait pengelolaan sampah di tingkat desa. Terbaru, dari BUMDes Ajibarang Kulon sering datang mempelajari budidaya maggot di hanggar.

"Dengan satu mesin Appo mesin penghancur bahan pupuk organik (Appo) dan dua kendaraan roda tiga iuran bulanan dari warga, hanya berkisar Rp 5.000 sampai Rp 10.000," pungkasnya. (yda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: