Kemarau Sebabkan Debit Bendung di Purbalingga Turun, Ini Upaya yang Dilakukan
Cek Kepala Dinpertan Purbalingga, Mukodam (duduk), saat pengecekan bendung Sungai Onggok Bawah baru baru ini di wilayah Bukateja. (Foto Dinpertan Purbalingga untuk Radarmas)--
PURBALINGGA,RADARBANYUMAS.CO.ID- Kemarau yang sudah berlangsung sekitar dua bulan, menurunkan debit di sumber / mata air yang berimbas pada penurunan debit air saluran irigasi. Seperti di aliran Sungai Klawing Bendung Slinga, mengalami penurunan permukaan air bendung secara signifikan hingga 30 sentimeter.
Kepala Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Purbalingga, Mukodam menjelaskan, berdasar pengamatan dari petugas bendung, penurunan sudah lebih dari sebulan. Penurunan debit air juga terjadi pada saluran irigasi Bendung Krenceng dan Banjarcahyana.
Penyebabnya, suplai air dari hujan yang masuk ke wilayah tangkapan air mengisi sumber air menurun dan yang masuk ke saluran irigasi juga menurun. Pengaturan debit air di tiap bendung dalam upaya berbagi air untuk pertanian, akhirnya harus dilakukan.
"Pembagian aliran air di irigasi secara proporsional menjadi solusi di dalam situasi keterbatasan air, termasuk pengaturan pada saluran irigasi Banjarcahyana, Onggok Bawah maupun Krenceng," jelasnya, Senin 4 September 2023 siang.
BACA JUGA:Debit Bendung Slinga Mulai Turun, Ini Dampaknya
BACA JUGA:Revitalisasi Bendung Slinga, Irigasi Sekunder dan Tersier Butuh Penyesuaian
Lebih lanjut dikatakan, saluran Banjarcahyana, Krenceng dan Onggok Bawah sedang dalam pemeliharaan saluran dari pemerintah pusat. Sehingga pengaturan mengalir dan kering sedang dijalankan. Tujuannya menyelamatkan tanaman yang saat ini ada dan jika memungkinkan percepatan olah tanah dan tanam.
"Upaya lain yang masih kami lakukan yaitu pompanisasi, dari sumber air yang ada di sekitar," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: