Meski Terkesan Tutup Mata, Pemdes Pancurendang Terus Ingatkan Kehati-hatian Pada Warga Penambang

Meski Terkesan Tutup Mata, Pemdes Pancurendang Terus Ingatkan Kehati-hatian Pada Warga Penambang

Mengetahui statusnya ilegal, Pemdes Pancurendang cenderung menutup mata terhadap operasional tambang emas di wilayahnya dengan tetap mengingatkan warga penambang untuk hati-hati.-YUDHA IMAN PRIMADI/RADARMAS-

BANYUMAS, RADAR BANYUMAS - Mengetahui beroperasinya penambangan emas ilegal di wilayah desanya, Pemerintah Desa Pancurendang selama ini cenderung menutup mata. Meski demikian warga penambang terus diberi himbauan terkait kehati-hatian resiko kerja yang dapat terjadi.

Kepala Desa Pancurendang, Nasirun mengatakan bisa dikatakan pihak desa menutup mata terhadap keberadaan tambang emas ilegal di Grumbul Tajur. Tetapi jika dikatakan desa sama sekali tidak peduli, pihaknya terus memberi himbauan pada warganya yang bekerja di tambang tersebut untuk hati-hati dalam bekerja.

"Saya sudah beberapa tahun terakhir sudah tidak pernah kesana (tambang)," katanya ditemui Radarmas, Kamis (27/7).

BACA JUGA:Akui Tak Berani Hentikan, Begini Kata Kades Pancurendang Soal Tambang Emas Ilegal Tempat 8 Penambang Terjebak

Nasirun menjelaskan kondisi saat ini warga berKTP Pancurendang yang bekerja di tambang emas Grumbul Tajur sudah tidak sebanyak dulu. Sepengetahuannya dengan lubang penambangan yang semakin dalam mencapai puluhan meter, banyak warga asli Pancurendang yang sudah takut dan tidak mampu lagi untuk ikut masuk ke lubang tambang.

"Yang sekarang masih bekerja sampai masuk ke lubang itu mereka dari luar Banyumas yang berani dan ahli. Kalau warga kami kebanyakan tidak sanggup lagi," terang dia.

Disinggung terkait Pajak Bumi Bangunan (PBB) dari luasan tanah milik warganya yang dijadikan lokasi penambangan emas, sepengetahuannya tertib dibayarkan. Untuk Pendapatan Asli Desa (PAD) pihak desa karena tambang tersebut ilega maka sama sekali tidak pernah terpikirkan olehnya untuk menarik retribusi.

"Dulu yang beli hasil tambangnya banyak. Yang sering setahu saya dari wilayah Pasir, Karanglewas. Desanya pasir mana apakah Kulon, Lor, Wetan saya kurang paham," pungkas Nasirun. (yda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: