SDN 2 Langgongsari Diduga Lakukan Pungli, Wali Murid: Rapor Anak Saya Ditahan Sampai Sekarang

SDN 2 Langgongsari Diduga Lakukan Pungli, Wali Murid: Rapor Anak Saya Ditahan Sampai Sekarang

Kondisi SDN 2 Langgongsari tampak tenang, Selasa (25/7/2023).-YUDHA IMAN PRIMADI/RADAR BANYUMAS-

BANYUMAS, RADARBANYUMAS.CO.ID- Pungutan liar (Pungli) terhadap pelajar diduga terjadi di SDN 2 Langgongsari Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas.

Pungli ini diduga dilakukan oleh pihak sekolah, dengan modus yang beragam bahkan hingga rapor siswa ditahan lantaran belum membayar uang LKS.

Akibat penahanan raport ini pun, membuat siswa yang belum melunasi uang LKS jadi minder dan malu untuk pergi ke sekolah.

AN (50) salah satu wali murid warga Desa Langgongsari mengatakan, terdapat beberapa hal janggal terkait pungli yang dilakukan oleh pihak sekolah di SD tersebut.

BACA JUGA:Bupati Banyumas Larang Sekolah Tarik Iuran, Termasuk Seragam Sekolah

"Selama ini SDN 2 Langgongsari, kepala, guru dan komite, dirasa janggal. Salah satunya pungutan infaq, yang di tentukan dalam musyawarah, terus berjalan untuk membangun," katanya, Selasa (25/7/2023).

Padahal dijelaskannya, salah satu guru di sekolah tersebut pernah menyampaikan, sekolah negeri di larang keras, membangun dengan iuran wali murid, apa lagi menahan rapot hasil belajar dengan alasan belum lunas pembayaran.

"Padahal infaq di SD ini tidak diperbolehkan walaupun ketua komite yang mengadakan untuk bangunan, nah yang kedua saya sendiri orang tua wali murid terima KIP senilai Rp. 400 ribu lebih kan untuk membayar LKS, tapi seakan-akan itu dipojokkan untuk uang piknik Rp 400 ribu," jelasnya.

BACA JUGA:Tarik Pungutan di SD dan SMP di Banyumas, Polisi Turun Tangan, Sekolah Bakal Terjerat Hukum

Sehingga ketika masa ujian semester akhir ini telah selesai, uang KIP yang telah habis. Dan Ia yang tidak mampu untuk membayar LKS anaknya, membuat raportnya anaknya ditahan oleh pihak sekolah.

"Dana KIP siswa tahun ini cair Rp 400 ribu, tapi dana tersebut di anjurkan untuk membayar study tour, padahal ada beberapa siswa yang belum bisa membayar buku melunasi LKS. Jadi sampai sekarang rapot hasil ulangan siswa tida di kasih atau di tahan oleh pihak guru," paparnya.

Anaknya pun sedih dan minder ke sekolah karena hal itu.

"Hal ini saya sebagai wali murid yang merasa belum mampu melunasi buku LKS merasa hampa dan belajar anakku menjadi malas dan malu berangkat. Raport ditahan karena uang LKS belum lunas, saya pun belum tahu rangking anak saya sampai sekarang. Ini baru dari saya belum yang lain," tutupnya. (win)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: