Dinkes Banyumas Sebut Belum Ada Temuan Kasus Frambusia dari Hasil Skrining di 688 Sekolah

Dinkes Banyumas Sebut Belum Ada Temuan Kasus Frambusia dari Hasil Skrining di 688 Sekolah

SKRINING. Skrining Frambusia yang dilakukan di salah satu SD di Purwokerto beberapa waktu lalu. -DINKES BANYUMAS UNTUK RADARMAS-

PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.CO.ID  - Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, mencatat dari hasil skrining penyakit Frambusia yang dilakukan sampai saat ini belum ada temuan kasus. Untuk skrining sendiri masih terus berjalan, Agustus nanti ditargetkan capaian skrining sudah 100 persen.

"Sekolah dasar yg sudah di skrining frambusia 688 sekolah dari  866 sekolah. Hasil tidak ditemukan kasus frambusia," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas dr. Widyana Grehastuti Sp. OG, M.Si. Med melalui Subkoor Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Arif Burhanudin.

Ia menambahkan, frambusia adalah penyakit menular, yang disebabkan oleh infeksi bakteri triponema pertenue yang ditularkan melalui vektor lalat. Jika tidak diobati bisa menyebabkan kecacatan tulang. Skrining frambusia dilakukan sejak Januari. Pelaksanaan skrining dilaksanakan oleh seluruh puskesmas yang ada di Kabupaten Banyumas.

BACA JUGA:PHBS Jadi Kunci Pencegahan Frambusia

"Kita periksa per puskesmas, puskesmas punya sasaran beberapa sekolah. Kalau ini nanti tidak ada dan sudah dicek semua. Nanti baru diusulkan untuk penilaian kabupaten bebas frambusia," ujarnya.

Skrining yang dilakukan ia sebut, bertujuan untuk memastikan tidak ada kasus frambusia di Kabupaten Banyumas. Meskipun, pihaknya menyakini jika sudah tidak ada lagi atau ditemui kasus Frambusia di Kabupaten Banyumas.

"Setelah diusulkan bebas frambusia akan dilakukan penilaian sebanyak dua kali. Pertama oleh pemerintah provinsi lalu yang kedua dari Kementerian Kesehatan," paparnya.

BACA JUGA:Dinkes Banyumas Targetkan Distribusi 1.751 Antropometri Kit ke Puskesmas Rampung Agustus Mendatang

Lanjut, terkait kabupaten bebas frambusia ia jelaskan, merupakan program nasional dari pemerintah pusat. Untuk sasaran skrining yang merupakan anak SD, pihaknya punya pertimbangan sendiri.

"Sasaran skrining hanya anak SD, karena cenderung menyerang anak-anak sekolah SD," jelas dia.

Sebelumnya pihaknya juga telah melakukan sosialisasi dan edukasi, tentang apa itu penyakit frambusia. Dan juga cara mengatasinya.

"Kasusnya tidak ada. Terakhir sudah lama sekali, sudah hilang sebetulnya, ini kita pastikan lagi," pungkasnya. (aam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: