Polresta Banyumas Kerahkan Anjing Pelacak, Sisir Tiga Kerangka Bayi yang Belum Ditemukan di Tanjung

Polresta Banyumas Kerahkan Anjing Pelacak, Sisir Tiga Kerangka Bayi yang Belum Ditemukan di Tanjung

KERAHKAN ANJING PELACAK : Polisi mencari sisa-sisa jenazah bayi yang dikubur terduga pelaku R, di sebuah kebun di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, Senin (26/6/2023).-DIMAS PRABOWO/RADARMAS-

PURWOKERTO, RADADBANYUMAS.CO.ID- Sat Reskrim Polresta Banyumas mengerahkan anjing pelacak atau K-9 untuk mencari tiga kerangka bayi korban pembunuhan yang diduga dilakukan oleh R (57), di RT 1 RW 4 Kelurahan Tanjung, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, Senin (26/6/2023). 

Dari pantauan Radarmas, satu anjing pelacak Sat Samapta Polresta Banyumas dikerahkan sekitar pukul 12.00 WIB dan menyisir beberapa titik di lahan milik Prasetyo Tomo (46). 

Hasil dari penyisiran, ditemukan satu kain yang diduga digunakan oleh R untuk membungkus bayi dan dikuburkan di lahan tersebut. 

BACA JUGA:Terungkap, Pelaku R Ternyata Bunuh 7 Bayi Hasil Hubungan Insesnya dengan E

Kapolresta Banyumas Kombes Pol Edy Suranta Sitepu melalui Kasat Reskrim Kompol Agus Supriadi mengatakan, penguburan bayi yang diduga hasil hubungan darah atau inses antara R dan anaknya E, dilakukan sejak tahun 2013 hingga tahun 2021.

"Total tujuh kerangka yang dikubur. Berdasarkan pengakuan R," katanya. 

Untuk motif R diduga melakukan pembunuhan dan penguburan bayi, dijelaskan Kasat Reskrim, masih didalami. Polisi masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap R, terduga pelaku sudah diamankan. Hingga akhirnya polisi akan menetapkan tersangka.

"Besok kami akan rilis resmi, termasuk memberikan pemberitahuan terkait motif pelaku. Karena kami masih mendalami dan melakukan pemeriksaan" tambah Kasat Reskrim. 

BACA JUGA:R, Terduga Pelaku yang Membunuh Tujuh Bayi di Tanjung Berprofesi Sebagai Dukun Pengobatan

Adapun tujuh bayi yang dikubur usai dibunuh oleh terduga pelaku R, merupakan bayi dilahirkan oleh E.

"Semua dikubur saat bayi dilahirkan hidup-hidup. Setelah E hamil kemudian melahirkan, lalu dibekap (mulut bayi ditutup, red) oleh R sampai meninggal dunia. Lalu dibungkus kain kemudian dikuburkan di sini," jelasnya. 

Namun saat E melahirkan, ibu kandung E yang merupakan istri ketiga R, ikut membantu proses persalinan. Akan tetapi, ibu kandung E tidak dapat berbuat banyak karena mendapat ancaman dari R. 

"Ada keterangan bahwa dia (R, red) mengikuti omongan guru spiritualnya. Ini masih kita dalami. Apakah memang motifnya karena ilmu spritual atau anaknya (E, red) dijadikan sebagai budak seks. Ini kami masih dalami," terang Kasat Reskrim. (win)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: