Harga Tanah Makin Mahal, 30 Ribu Masyarakat di Kabupaten Banyumas Belum Punya Rumah

Harga Tanah Makin Mahal, 30 Ribu Masyarakat di Kabupaten Banyumas Belum Punya Rumah

Warga menjemur pakaiannya di kabel-kabel jaringan telekomunikasi yang melintas di balkon rumahnya di jalan Gunung Muria Grendeng Purwokerto (18/5/2023). Mahalnya harga lahan untuk rumah baru, masyarakat perkotaan memilih untuk memaksimalkan lahan dan bang-Foto Dimas Prabowo / Radar Banyumas -

PURWOKERTO - Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Dinperkim) Kabupaten Banyumas mencatat ada sekitar 30 ribu masyarakat di Kabupaten Banyumas yang belum memiliki rumah (backlog). Pembiayaan dan semakin mahalnya lahan atau harga tanah menjadi salah satu penyebab terjadinya backlog. 

"Itu tersebar di seluruh wilayah di Kabupaten Banyumas," kata Kepala Dinperkim Kabupaten Banyumas Dedy Noerhasan.  

Dedy menuturkan, untuk di wilayah perkotaan mahalnya harga tanah menjadi alasan masih banyak masyarakat yang belum memiliki rumah. Sedangkan di desa, masyarakat terbentur persoalan soal pembiayaan.  

"Upaya kita dari sisi pengaturan menyediakan ruang-ruang untuk perumahan. Dari sisi dorongan agar memperbanyak perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah," terangnya. 

Selain itu, pihaknya juga melakukan fasilitasi bagi masyarakat yang belum mempunyai rumah tapi sudah memiliki lahan untuk ikut program dari pemerintah provinsi.  

"Tahun ini Kabupaten Banyumas menerima bantuan 30 unit, program dari provinsi," jelasnya.  

Lanjut, secara bertahap pihaknya terus berupaya bisa menekan angka backlog di Kabupaten Banyumas.  Kolaborasi dengan pihak swasta dan pemerintah desa akan coba dijajaki, dalam rangka menuntaskan persoalan backlog ini. 

"Kita saat ini fokus penanganan rumah tidak layak huni, yang juga merupakan salah satu upaya penanganan backlog," pungkasnya.  (aam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: