Sakral, 144 Ribu Leluhur Disempurnakan di Upacara Entas-Entas di Lapangan Desa Klinthing Somagede
Romo Rsi Hasto Dharmo Telabah memandu upacara entas-entas di Lapangan Desa Klinting, Sabtu (1/10). Prosesi berlangsung sakral. Foto Fijri/Radarmas--
BANYUMAS-Sebanyak 144 ribu leluhur disempurnakan pada upacara entas-entas di Lapangan Desa Klinting Kecamatan Somagede, Sabtu (1/10).
"Romo Rsi berjalan ke empat penjuru membuka lawang untuk menerima arwah leluhur yang ikut dientas," Wakil Ketua Dewan Pakar Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat Bidang Keagamaan dan Spiritualitas, Aji Dewa Suratnaya.
Ada tiga sarana dalam upacara entas-entas. Yaitu untuk leluhur perempuan, laki-laki dan leluhur yang tidak terdaftar tapi datang.
"Leluhur yang tidak terdaftar tapi datang, kita tidak boleh menolak. Kita tidak tanya nama, agama. Kalau mereka datang harus diterima," imbuh Aji Dewa.
BACA JUGA:Upacara Entas-Entas di Desa Klinthing Somagede juga untuk Janin Keguguran
Oleh karena itu, Aji Dewa menyebut bahwa upacara entas-entas tidak seperuhnya upacara umat Hindu. Tapi, lebih pada kepunyaan tradisi Jawa. Karena tata cara upacara tidak jauh dari tradisi Weda sehingga menurut Hindu.
Penyempurna upacara disimbolkan antara lain melalui koin pecahan Rp 500 yang dicampurkan pada beras kuning dalam wadah tampah. Ada kain kafan, bibit kantil, kenanga, kelapa muda, daun pisang muda yang masih tergulung serta lainnya.
"Beras kuning sebagai simbol. Kita bisa entas sebanyak biji beras kuning itu. Uang logam katakanlah kita memberikan bekal," rinci Aji Dewa.
Romo Rsi Hasto Dharmo Telabah memandu jalannya upacara entas-entas. Umat mengantar sang yang dientas secara simbolis berjalan kaki ke Pura Pedaleman Giri Kendeng.
"Simbol-simbol itu ditanam di Pura sebagai pengingat anak keturunan. Sugesti untuk umat Hindu sangat bermakna. Umat yang mengikuti upacara sampai pada menangis," terang Aji Dewa. (fij)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: