Tim Pemberdayaan Unsoed Lakukan Pendampingan Kelompok Wanita Tani di Cilacap

Tim Pemberdayaan Unsoed Lakukan Pendampingan Kelompok Wanita Tani di Cilacap

Pakar pemberdayaan dari Unsoed, Dr Adhi Iman Sulaiman, (berdiri) saat menyampaikan materi pada kegiatan pemberdayaan di Balai Desa Mernek.-RAYKA/RADARMAS-

CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID - Tim Pemberdayaan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) melakukan pendampingan kepada anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Mernek, Kecamatan Maos, Sabtu 14 Agustus 2022. 

Hadir dalam kegiatan itu, Ketua Tim Riset  Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Unsoed Dr Toto Sugito, S.Sos, M.Si, Instruktur Tim Pemberdayaan dari Unsoed Dr Adhi Iman Sulaiman, SIP, M.Si, Drs. Prasetiyo selaku narasumber, Penyuluh Pertanian Kecamatan Maos Arina Nofriasih SP, Kepala Desa Mernek serta 35 anggota KWT Desa Mernek.

Ketua Tim Riset dan Pemberdayaan Unsoed Dr Toto Sugito mengatakan, anggota KWT Desa Mernek harus bersatu dan bergotong royong untuk memajukan desanya, menuju desa mandiri sejahtera.

BACA JUGA:Paguyuban Ojol Banyumas Sambut Baik Soal Kenaikan Tarif Ojol

Diharapkan, mereka dapat memanfaatkan potensi lahan pekarangan untuk pertanian, peternakan maupun budidaya.

"Kalau semua potensi itu dimaksimalkan, alangkah baiknya warga Desa Mernek tidak beli kangkung ke luar Desa Mernek, daging ayam dan ikan tercukupi sendiri, sehingga ketahanan pangan di desa ini semakin mandiri," ujarnya.

Selain itu, Desa Mernek juga bisa dikembangkan sebagai desa internasional. Pasalnya, banyak warga yang menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan telah kembali menetap. Mereka dinilai punya potensi yakni terampil dalam berbagai bahasa asing.

BACA JUGA:40 Pemain Asli Purbalingga Ikuti Seleksi Pemain Persibangga Purbalingga

Pakar Pemberdayaan Unsoed, Adhi Iman Sulaiman, mengatakan, kunci pembangunan pedesaan adalah pemberdayaan sosial dan ekonomi yang melibatkan partisipasi masyarakat untuk merumuskan dan melaksanakan program pembangunan berdasarkan kebutuhan, potensi dan permasalahan. 

Menurutnya, perlu adanya dukungan dan kemitraan dari berbagai pihak secara kolektif, seperti dari swasta/perusahaan dengan program CSR-nya, dan akademisi dengan riset dan pengabdian masyarakat serta pemerintah dengan kebijakan dan anggarannya. 

"Pemberdayaan menjadikan pembangunan itu milik bersama, tanggungjawab bersama dan mensejahterakan bersama sebagaimana budaya gotong royong," tegas Adhi. 

BACA JUGA:‘Geng-gengan’ di Balik Kasus Sambo

Ketua KWT Desa Mernek, Iis Yuniarti mengatakan, ada empat kelompok anggota KWT Desa Mernek yang mengelola bantuan CSR Pertamina. Yakni kelompok  Sri Rejeki, Bunga Desa, Mewah dan Mekarsari.

"Kami sangat merasakan manfaatnya bantuan itu. Kami berharap, bantuan itu terus berlanjut di tahun depan, dan Tim dari Unsoed mengawal pemberdayaan di Desa Mernek,"  katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: