Seni Masa Pandemi di Gedung Soetedja, Manggung Meski Tanpa Tawa Langsung

Seni Masa Pandemi di Gedung Soetedja,  Manggung Meski Tanpa Tawa Langsung

IKUT SERTA: Kepala DINPORABUDPAR Banyumas (batik) turut dalam salah satu adegan ketoprak yang digelar di Gedung Soetedja Purwokerto, Selasa (14/9). Dalam adegan tersebut KaDinporabudpar menyisipkan sosialisasi kebijakan PPKM. PURWOKERTO - Setahun lebih pakaian "dinasnya" tersimpan di lemari. Namun, seniman tetaplah seniman. Meski lama menganggur, darah seni itu tak mudah luntur. Di Gedung Sutedja, Selasa (14/9) para pemain ketoprak ini masih lihai memainkan peran. https://radarbanyumas.co.id/gelaran-pertunjukkan-masih-virtual-gedung-soetedja-kembali-dibuka/ Pemainnya memang kembali ke atas panggung. Namun tidak dengan penontonnya. Kursi penonton kosong. Tak ada tatapan langsung atau renyahnya suara tawa menyambut lawak. Hanya ada beberapa orang yang sibuk menyorotkan lensa ke arah panggung. Inilah pagelaran ketoprak virtual. Keheningannya hanya pecah oleh suara pemain dan juga gamelan. "Rasanya memang berbeda tidak ada penonton. Tapi apa boleh buat. Situasi dan kondisi memang begini," ujar Aprit Supriyadi, salah satu pemain. Menurutnya, kehadiran penonton dalam sebuah pertunjukan adalah sebagai suntikan semangat. Namun, kebiasaan baru dituntut pada tiap lapisan, profesi yang Ia geluti pun harus tetap menyesuaikan. "Ya sebisa mungkin kita tetap profesional," kata dia. Peran yang dia mainkan adalah sebagai Raja. Kisahnya, adalah Raja yang tengah mencari permaisurinya. Meski setahun lebih Ia tak kenakan pakaian "dinasnya" itu, namun soal lupa caranya pentas, Ia tegas katakan tidak. "Ini spontan," ujarnya. Dia berharap, seni tradisional itu tetap bisa berkembang dan selalu diperhatikan. "Harapan kedepan, kami mohon agar bisa berkarir dan tolong diberi wadah untuk berkreasi," katanya. Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Banyumas (DKKB), Sadewo Tri Lastiono mengatakan, pagelaran seni diperbolehkan namun dilokalisir di Gedung Sutedja. Tentu dengan prokes ketat. "Ini tidak ada penonton, rekaman audio visual. Nanti ditayangkan di Youtubenya DKKB," katanya. Dia berharap, agenda tersebut dapat dirutinkan. Bentuk perhatian Pemerintah Daerah selain pegelaran tersebut, adalah Pemda Banyumas menganggarkan untuk para seniman pada anggaran perubahan. "Di anggaran perubahan akan ada anggaran sekitar Rp 400 jutaan. Untuk sanggar seni yang jumlahnya sekitar 80-an," tandasnya. (mhd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: