Berhamburan, Ribuan Warga Panik

Berhamburan, Ribuan Warga Panik

Simulasi Kesiapsiagaan Bencana BANJARNEGARA – Suasana Pendapa Dipayudha Adigraha, Rabu (26/4) mendadak riuh. Ribuan warga yang tengah mengikuti pengajian Isra Mikraj Nabi Muhammad serta puluhan pegawai di lingkungan Pendapa berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri sesaat setelah mendengar bunyi sirine sebagai tanda terjadinya bencana gempa bumi. Penjabat Bupati Banjarnegara Prijo Anggoro dan Forkompinda yang tengah mengikuti pengajian Isra Mikraj Nabi Muhammad pun ikut dievakuasi ke lokasi yang aman. Tidak hanya itu, puluhan anak TK di lingkungan Pendapa juga terlihat panik. Mereka langsung diperintahkan untuk berkumpul di titik aman yang telah disiapkan, yakni di halaman kantor Dinas Satuan Polisi Pamong Praja Banjarnegara. Suasana semakin mencekam saat beberapa pegawai terlihat pingsan. Beruntung regu penyelamat dari BPBD, RAPI, SAR serta relawan bencana lainnya langsung sigap menyediakan mobil ambulance. Mereka juga terus melakukan evakuasi karena masih ada pegawai yang belum berkumpul di titik aman. Suasana itu berlangsung hanya sekitar 3 menit yang menjadi bagian dari simulasi bencana kesiapsiagaan nasional. Kegiatan yang dilakukan serentak pukul 10.00 WIB ini dilakukan di berbagai titik di Banjarnegara. Seperti rumah sakit, sekolah, lingkungan kantor Sekda, kantor kecamatan hingga di desa-desa. Kepala Dinas Satuan Polisi Pamong Praja Banjarnegara Aris Sudaryanto mengatakan, simulasi yang dilakukan di lingkungan Pendapa Dipayuda Adigraha ini melibatkan sekitar 2 ribu warga. Seperti, peserta pengajian, pegawai Inspektorat, PKK, Darma Wanita, hingga anak TK yang masih berada di lingkungan Pendapa. “Untuk di lingkungan pendapa ini, kami melakukan simulasi terjadi gempa bumi. Makanya, semua yang ada di lingkungan pendapa untuk mencari tempat terbuka,” ujarnya, Rabu (26/4). Ia sengaja melibatkan anak TK hingga peserta pengajian yang sudah masuk lansia. Pasalnya, Aris menambahkan, bencana alam bisa mengancam siapa pun tanpa melihat usia. Untuk itu, semua harus diberi pemahaman soal kebencanaan. “Apalagi, di Kabupaten Banjarnegara termasuk banyak wilayah yang masuk rawan bencana alam. Makanya semuanya harus diberi pemahaman soal kebencanaan,” kata dia. Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara Arif Rahman menambahkan, simulasi ini dilakukan agar warga memahami dan terbiasa melakukan evakuasi secara mandiri. Mengingat bencana alam terjadi tidak dapat diduga waktunya. “Baik itu bencana tanah longsor, kebakaran, gempa bumi dan bencana lainnya semua harus waspada. Nanti, setelah tiga menit berada di titik kumpul, semuanya kembali lagi beraktifitas seperti biasanya. Baik yang sekolah, perkantoran maupun di sejumlah rumah sakit,” kata dia. Menurutnya, langkah ini akan bermanfaat, apalagi dengan kondisi wilayah di Banjarnegara yang sebagian besar masuk zona merah rawan bencana alam. Sehingga, selain masyarakat memahami tanda-tanda terjadinya bencana alam, juga bisa melakukan evakuasi secara mandiri. “Jika semua masyarakat mampu melakukan evakuasi secara mandiri, tentu akan mengurangi resiko adanya korban jiwa saat terjadi bencana alam,” tambahnya. (uje/acd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: