Bencana Longsor Hantui Banjarnegara

Bencana Longsor Hantui Banjarnegara

BANJARNEGARA-Bencana tanah longsor, terus menghantui sejumlah wilayah di Kabupaten Banjarnegara. Di Desa Gumelem Kulon Kecamatan Susukan, empat rumah dalam kondisi terancam akibat longsornya tebing setinggi lima meter. Sementara di Desa Gumingsir Kecamatan Pagentan, warga yang rumahnya terancam longsor minta segera direlokasi. Warga yang terkena dampak longsor tersebut memilih mengungsi. Sebab mereka khawatir sewaktu-waktu terjadi longsor susulan. Sekretaris Desa Gumelem Kulon, Surono Teguh mengatakan, longsor di desanya dipicu hujan deras yang terjadi akhir-akhir ini. "Longsor terjadi secara tiba tiba dan menimpa dua rumah, sehingga mengakibatkan tembok rumah warga jebol dan bagian lainnya mengalami kerusakan," jelasnya. Kedua rumah warga yang tertimpa longsor yaitu milik Darmin Nugroho dan Sobirin yang berada di RT 2 RW 11. Sedangkan dua rumah lainnya berada di RT 6 RW 8 milik Teguh Prastowo dan Sikem. "Jumlah warga yang terkena dampak longsor total 14 jiwa," jelasnya, Jumat (9/12). Akibat peristiwa tersebut korban terpaksa mengungsi ke rumah saudaranya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Sementara itu, salah satu warga RT 1 RW 3 Desa Gumingsir Ny Zaenal mengaku khawatir dengan kondisi rumah yang ia tempati saat ini. Sebab, selain kondisi rumahnya yang sudah mulai miring, juga lantai rumah sudah mulai retak-retak. “Saya berharap agar segera ada relokasi. Setiap malam, saya dan suami kalau tidur bergantian untuk menjaga apabila teradi hal-hal yang tidak terduga, terutama saat hujan,” ujarnya, Jumat (9/12). Kepala Desa Gumingsir, Bejo Suroso mengatakan, akibat tingginya intensitas hujan,sedikitnya 41 rumah terdampak tanah longsor. Ia merinci, dari jumlah tersebut, 27 rumah berada di RT 1 RW 3 dan 14 rumah di RT 2 RW 3. “Yang sudah roboh ada sembilan rumah, yakni di Dusun Tegaron tujuh rumah, di Kali Glagah dua rumah,” jelasnya. Hingga saat ini, penghuni rumah yang sudah roboh terpaksa mengungsi di rumah tetangga atau sudaranya. Sebab, tidak ada tempat yang layak untuk dijadikan tempat pengungsian bagi korban bencana tanah longsor. Dia menambahkan, bantuan bagi korban bencana tanah longsor sudah ada dari BPBD dan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Banjarnegara. “Kami berharap agar relokasi ini bisa segera terealisasi. Karena dengan intensitas hujan yang masih tinggi, rata-rata warga terus khawatir,” tambahnya. (uje) Humas PMI Kabupaten Banjarnegara, Alwan Rifai mengatakan sulitnya medan dan akses menuju lokasi menjadi hambatan tersendiri dalam proses asessmen dan pengiriman logistik. (drn/uje/din)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: