Banjarnegara Darurat Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan

Banjarnegara Darurat Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan

BANJARNEGARA - Banjarnegara dalam kondisi darurat kekerasan pada anak dan perempuan. Berdasarkan data, hingga Agustus 2016 kasus yang ditangani Sat Reskrim mencapai 12 kasus. Data dari Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Banjarnegara, kasus kekerasan berbasis gender dan anak di Kabupaten Banjarnegara sepanjang tahun 2015 ada 64 kasus dan pada tahun 2014 sebanyak 46 kasus . Kasus-Pencabulan-Anak-Meningkat Sedangkan pada kuartal pertama tahun ini, tercatat sudah ada 30 kasus kekerasan berbasis gender dan anak, terdiri dari 12 kekerasan seksual dan 18 kasus KDRT. Namun fenomena ini mirip gunung es. Sebab kasus yang sampai ke ranah hukum jauh lebih kecil dibandingkan yang terjadi di lapangan. Kondisi ini menjadi tantangan bagi Polwan yang pada tanggal 1 September berulang tahun ke 68. Waka Polres Banjarnegara, Kompol Sopanah mengatakan, kasus persetubuhan dan pencabulan pada anak meningkat signifikan. Demikian pula dengan kasus kekerasan pada anak dan perempuan. Menurut dia, diperlukan kerjasama lintas sektoral untuk menyelesaikan masalah ini. Pentingnya solusi masalah ini tercermin dari vicon dengan Bareskrim saat puncak peringatan HUT Polwan ke 68. Pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Sosial, RSUD, Unit TPA Sat Reskrim dan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Banjarnegara. Sejumlah langkah dilakukan untuk menekan kasus kekerasan pada anak dan perempuan. "Pertama dengan berkoordinasi dengan instansi terkait dan menggencarkan sosialisasi ke masyarakat dan sekolah agar jangan sampai menjadi korban," jelasnya. Sopanah menambahkan, untuk memeriahkan HUT Polwan, diselenggarakan sejumlah kegiatan, di antaranya donor darah, bakti sosial di lingkungan masjid, pasar, berbagi santunan untuk anak yatim di Desa Badamita Kecamatan Rakit. "Para Polwan juga memberikan nasi bungkus untuk tukang ojek, kusir, tukang becak, pemulung," kata dia. Sedangkan dana untuk kegiatan sosial ini berasal dari iuran Polwan dan Bhayangkari. (drn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: