Sosialisasi Tol yang Exit di Cilacap Harus Segera Dilakukan

Sosialisasi Tol yang Exit di Cilacap Harus Segera Dilakukan

Pemkab Hanya Sediakan Tata Ruang CILACAP-Rencana pemerintah pusat membangun tol Bandung-Yogyakarta yang exitnya berada di Kabupaten Cilacap, dinilai penuh dengan konsekuensi. Pada gambar perencanannya, jalur tol tersebut melewati pemukiman penduduk. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cilacap, Barokatul Anam mengatakan, apabila gambarannya sudah jelas dan realisasinya sudah dekat, Pemkab Cilacap harus segera melakukan sosialisasi. "Sosialisasi ke masyarakat perlu segera dilakukan, agar lebih jelas," ujarnya, Selasa (4/7). SENTRAL : Kendaraan besar membawa material proyek PLTU melintas Tugu Lilin Gumilir. Perkembangan Cilacap sebagai sentral dndustri di Jateng menjadi alasan kenapa perlu jalur tol melintas di Cilacap.NASRULLOH/RADARMAS Menurut dia, pembebasan lahan merupakan konsekuensi yang harus diterima masyarakat, apabila benar jalur tersebut melewati banyak pemukiman penduduk."Ganti rugi menjadi keharusan. Jalan non tol saja, seperti Jalur Lintas Selatan-Selatan (JLSS) ada ganti rugi yang cukup memadai, apalagi jalan komersil seperti tol," tegasnya. Melihat pengembangan Kabupaten Cilacap sebagai sentral industri di Jawa Tengah bagian selatan, pembangunan tol menurutnya bisa menjadi sesuatu yang mendesak. Karena sebagai sarana penunjang alat tranportasi yang memadai. Namun menurutnya, juga harus diimbangi perbaikan jalan-jalan nasional non tol yang kondisinya memprihatinkan dan kurang memadai. "Contohnya jalan Sidareja-Bantarsari, sama sekali tidak layak disebut jalan nasional, baik lebar dan kondisinya," jelasnya. Kabid Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Kabupaten Cilacap, Ahmad Fauzi mengatakan, proyek tol merupakan kewenangan pemerintah pusat. Pemkab Cilacap hanya mensupport pada tata ruang dan kegiatan pendukung lainnya. "Kalau di tata ruang nasional ada jalan tol. Tata ruang provinsi dan kabupaten juga seharusnya ada. Sebagai bentuk dukungan kebijakan, Pemkab lebih menyiapkan pada dampak efek yang bisa dimanfaatkan masyarakat," ujarnya. Bila benar akan ada tiga titik ruas jalan tol yang ada di Cilacap, yakni ruas Tasikmalaya-Cilacap di wilayah Cilacap bagian barat, ruas Cilacap-Yogyakarta di wilayah Cilacap bagian timur dan Pejagan-Cilacap di tengah atau sekitaran Jeruklegi, diharapkan juga ada tiga titik keluar masuk jalan tol. "Dengan tiga titik pintu tol yang ada, maka akan ada tiga titik pusat pertumbuhan juga. Supaya produk produk lokal dapat dikirim luar daerah," jelasnya. Selain itu, jalan-jalan kabupaten di sekitar titik pintu tersebut juga harus ditingkatkan, untuk meminimalisir tingkat kemacetan pada pintu pintu tol nantinya. Pembebasan lahan di sekitar jalur merupakan sebuah konsekuensi yang harus dihadapi. Untuk menghindari bentrokan bentrokan atau hal yang tidak diinginkan, perlu memberikan pengertian kepada masyarakat akan adanya jalan tol yang bisa dimanfaatkan secara positif. "Pada tahapan pertama, dari Pemkab Cilacap berharap proyek tol ini tidak langsung melintasi Cilacap," ujarnya. Karena perlu disiapkan jalan lokal terlebih dahulu seperti JJLS dan peningkatan jalan daerah. Kalau tidak disiapkan, nanti seperti Purwakarta yang ramai pada masanya. Tetapi sekarang sepi karena tol sudah diperpanjang. Prioritas lainnya yang diupayakan Pemkab Cilacap adalah proyek ini sebisa mungkin menghindari pemukiman penduduk dan lahan pertanian. "Pastinya perlu dibicarakan lintas sektoral. kalaupun ada pembebasan lahan tentunya orientasi pada ganti rugi keuntungan," pungkasnya. (nas/din)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: