Peralatan Nelayan Cilacap Rusak Akibat Tertarik Kapal

Peralatan Nelayan Cilacap Rusak Akibat Tertarik Kapal

Kapal Besar Dinilai Parkir Sembarangan CILACAP-Meningkatnya aktivitas di perairan selatan Cilacap tidak dibarengi dengan ketegasan pihak yang berwenang dalam mengatur lalu-lintas laut Cilacap. Ketidaktegasan dalam mengatur lalu-lintas, membuat banyak kapal sembarangan dalam parkir yang kemudian membuat lalu lintas perairan selatan semrawut. Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap, Sarjono mengatakan, dampak dari semrawutnya lalu-lintas laut, secara langsung merugikan nelayan setempat. KENA IMBAS : Perahu nelayan kecil terkena imbas dari meningkatnya aktivitas di perairan selatan Cilacap.NASRULLOH/RADARMAS Tidak hanya jalurnya yang terganggu, tetapi juga menyebabkan kerusakan peralatan nelayan yang tersangkut atau tertabrak kapal yang ada di sekitarnya. Menurut dia, perairan selatan Cilacap sebagai tempat keluar masuk kapal tongkang batu bara, kapal tanker Pertamina atau lainnyas, sejauh ini sangat menggangu aktivitas nelayan. Banyak nahkoda kapal tidak tahu kalau tempat parkir kapal mereka di bawah atau sekitarnya penuh dengan peralatan nelayan seperti jaring dan peralatan lainnya. Bahkan ada beberapa nahkoda yang sembarangan menaruh tankernya yang kemudian menyeret atau menabrak peralatan nelayan. "Kalau peralatan nelayan rusak, siapa yang mau bertanggung jawab, apa pemilik kapal mau ganti rugi? Tentu tidak," ujarnya, Jumat (18/5). Dia mengungkapkan, dampak terparah dirasakan nelayan kecil yang kapasitas perahunya 2 Gross Ton (GT), yang wilayah operasinya hanya 2 atau 3 mil dari bibir pantai. Mereka sangat dirugikan atas keberadaan kapal kapal besar di pesisir selatan Cilacap. Dia berharap pengusaha tongkang atau owner kapal besar dan instansi yang berwenang menata keberadaan kapal kapal tersebut, supaya tidak mengganggu lalu-lintas laut. Dia meminta kapal yang belum memiliki job ke dalam atau bersandar di dermaga untuk melakukan bongkar muat, bisa ditata lebih teratur supaya tidak mengganggu aktivitas nelayan. Menurut dia, HNSI tidak keberatan dengan pengembangan pelabuhan atau meningkatnya aktivitas kapal besar di perairan Cilacap. Sejauh aturan lalu-lintas laut dilaksanakan dan tidak ada yang dirugikan, dalam hal ini nelayan kecil yang selama ini mengandalkan perairan sekitar sebagai mata pencahariannya. "Kasihan nelayan kecil, hasil tangkapannya berkurang karena itu," ujarnya. Kalaupun harus ke tengah laut, nelayan juga keberatan, karena itu pasti akan menambah biaya operasional. Tidak hanya satu atau dua kelompok nelayan yang terkena imbas, tetapi semua kelompok nelayan di Cilacap terkena imbasnya. karena sebagian besar wilayah tangkapnya di situ. Oleh karena itu, dia meminta hal ini harus segera ditangani. Jangan sampai nelayan kemudian marah dan melakukan protes besar. "Kalau nelayan sudah marah, akan susah mbendungnya," imbuhnya. Kerja sama dan komunikasi antar lembaga, dengan kelompok nelayan harus terus ditingkatkan dan dilakukan secara berimbang. Tidak ada yang boleh dirugikan dalam hal ini. HNSI menyadari objek objek vital di kabupaten Cilacap cukup banyak. Oleh karena itu, perlu iklim kondusif dalam menjaga keadaan. "Komunikasi yang berwenang dengan nelayan harus ditingkatkan," tegasnya. Persoalan lain di perairan selatan Cilacap adalah banyaknya lampu navigasi kapal kapal besar yang mati. Hal tersebut sangat berbahaya, tidak hanya untuk kapal nelayan yang lalu lalang di sekitarnya, tetapi juga untuk kapal kapal besar tersebut. Lampu navigasi yang merupakan sumber pencahayaan berwarna pada kapal laut berfungsi untuk memberi tahu posisi, pos, dan status kapal tersebut. Terutama saat malam, apabila navigasi mati, keadaan gelap, kapal bisa tidak tahu jalur yang kemudian bisa berpotensi menabrak terumbu karang atau kejadian lain. "Kalau kejadian menimpa kapal tengker Pertamina yang mengangkut minyak. Kemudian meneybabkan kebocoran, akan seperti apa?," kata dia. Soal ini, dia menyebut tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah daerah ataupun provinsi. "Setiap rapat di Jakarta berkali kali saya sampaikan hal ini. Tetapi sampai saat ini tidak ada tindak lanjut," pungkasnya. (nas/din)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: