Pesta Kelulusan di Cilacap, Ada yang Arak-Arakan, Ada yang Pilih Baksos

Pesta Kelulusan di Cilacap, Ada yang Arak-Arakan, Ada yang Pilih Baksos

MAJENANG - Ratusan siswa di berbagai wilayah di Kabupaten Cilacap, Kamis (3/5) kemarin merayakan momen kelulusan dengan cara berbeda. Di sejumlah sekolah di Cilacap, ratusan siswa merayakan kelulusan dengan konvoi, sementara siswa dari dua sekolah berbeda di wilayah Cilcap Barat, memilih menggelar bakti sosial (baksos) saat pengumuman kelulusan kemarin. Pembagian dilakukan secara terpisah di tempat berbeda. Siswa MAN 2 Cilacap di Majenang, membagikan nasi bungkus dan paket sembako bagi warga sekitar. Sisanya untuk petugas parkir, penarik becak, tukang ojek dan Pedagang Kaki Lima (PKL) di jalur utama Majenang. Sementara siswa SMK Muhammadiyah Karangpucung, membagikan nasi bungkus di komplek terminal. Kepala SMK Muhammadiyah Karangpucung, Faozi Latif mengatakan, pembagian nasi bungkus dimulai pukul 12.00. Sasarannya adalah pedagang dan warga di komplek Terminal Karangpucung. "pukul 12.00 mulai membagikan," kata dia. Wakil Kepala Bidang Kesiswaan MAN 2 Cilacap, Fathurahman mengatakan, kegiatan ini murni atas inisiatif siswa kelas XII. Mereka membentuk panitia kecil dan menggalang dana dari seluruh siswa kelas akhir. "Sekolah dikasih tahu setelah mereka beli sembako," ungkapnya. Bakti sosial ini diharapkan menjadi tradisi baru di sekolah tersebut. Siswa pada umumnya menggelar arak-arakan usai pengumuman kelulusan, namun MAN 2 Cilacap menggelar rangkaian acara. "Pagi bakti sosial, lalu pentas seni dilanjutkan sujud syukur pada sore hari," jelasnya. Ketua Panitia Bakti Sosial, Imam Ibnu Hamdun menambahkan, siswa iuran selama satu tahun terakhir. Tiap pekan tiap siswa menyerahkan Rp 1000 atau Rp 2000 dan dikumpulkan kepada koordinator jurusan. Seluruh uang itu kemudian dipakai untuk membeli nasi bungkus dan paket sembako. Total ada 300 paket yang dibagikan. "Satu tahun terkumpul sekitar tujuh juta untuk beli sembako dan nasi bungkus," ungkapnya. Dia berharap, kegiatan kemarin bisa merubah pandangan masyarakat. Pasalnya, siswa SLTA identik dengan arak-arakan tiap pengumuman kelulusan. "Tradisi lama diganti dengan yang baru," tandasnya. Sementara itu, instruksi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah untuk mengumumkan kelulusan paling cepat pukul 15.00 WIB, ternyata belum ditaati oleh sebagian SMA dan SMK di Kota Cilacap. Dari pantauan Radarmas di beberapa jalan protokol Kota Cilacap, siang sampai selrpsd zuhur, puluhan pelajar berseragam putih abu-abu sudah melakukan konvoi dengan sepeda motor. Dandanan mereka pun tampak urakan dengan noda cat semprot di sekujur tubuhnya. Yang lebih menyedihkan, dengan memakai sepeda motor berknalpot racing menggelegar banyak pelajar yang tidak memakai helm. Bahkan dengan asiknya mereka mengemudikan sepeda motor sambil bergurau satu sama lain dan asyik memainkan handphone tanpa berempati dengan keselamatan pengendara lainnya. Salah satu orang tua yang anaknya sekolah di salah satu SMA di Kota Cilacap, Sutikno, sudah pulang mengambil pengumuman kelulusan pada pukul 12.30 WIB. "Sudah ada keterangan lulus tidaknya," ujarnya ketika ditemui Radarmas, Kamis (3/5). Kapolres Cilacap, AKBP Djoko Julianto, telah menghimbau kepada pihak sekolah termasuk pelajar yang merayakan kelulusan agar tidak melakukan konvoi. Sebab konvoi berpotensi merugikan mereka sendiri dan orang lain baik dari sisi keselamatan lalu lintas ataupun fisik. "Silahkan melakukan euforia tetapi tanpa harus melakukan perbuatan kurang terpuji," tegasnya. Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK, Sri Muladi menjelaskan instruksi Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah diumumkan serempak minimal pukul 15.00 WIB. Sementara untuk cara pengumuman menjadi strategi masing-masing sekolah. "Tapi anjuran provinsi agar melibatkan orangtua," ujar dia. Muladi memastikan tingkat kelulusan baru bisa diketahui setelah pengumuman dari semua sekolah. MKKS akan meminta laporan singkat kelulusan dari setiap sekolah dan biasanya masuk ke Whatsappnya MKKS baru setelah itu direkap. Menurutnya, kekurang tertiban dari sekolah swasta terkait siswa yang sudah tidak aktif belajar tetapi masih masuk dalam Daftar Nominasi Tetap (DNT) peserta UN berpotensi mengecohkan data kelulusan. "Kalau di negeri itu paling tidak anak yang sudah tidak aktif mesti keluar," tegasnya. Dia memastikan semua sekolah pasti berusaha agar seluruh peserta didiknya tidak konvoi. Budaya from night sekolah-sekolah di kota-kota besar, pada awalnya juga sempat dikhawatirkan merembet ke Cilacap. "Jika itu sampai di Cilacap kan jadi trend tidak bagus," ungkapnya. (har/yda/din)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: