Melatih Karyawannya Jadi Pemimpin
Dirut BPRS Buana Mitra Perwira Purbalingga, Sri Aprilliawati Maftukhah SE MESKIPUN dia sebagai Direktur Utama (Dirut), namun merasa tak ingin dominan sebagai seorang pemimpin atau leader. Justru dia ingin maju dan sukses bersama-sama. Bahkan dia melatih karyawan-karyawatinya, agar semuanya bisa menjadi pemimpin perusahaan. https://radarbanyumas.co.id/perempuan-bangsa-kabupaten-banyumas-peringati-hari-kartini-dengan-berbagi/ Begitulah model kepemimpinan yang diterapkan Dirut Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Syariah Buana Mitra Perwira (BPRS BMP) Purbalingga, Sri Aprilliawati Maftukhah SE. Dia diberi amanah menjadi Direktur BPRS BMP sejak 2018. Setahun kemudian diberi kepercaraan sebagai Dirut sampai sekarang. "Saya memimpin BPRS BMP ini tak semata-mata melihat target angka. Tapi saya memang sangat konsern mengelola sumber daya manusia (SDM). Saya mengelola tim kerja. Sampai mengadakan kegiatan coaching, untuk meningkatkan SDM. Kita mengundang coach (pelatih). Kita tidak eman-eman mengeluarkan biaya untuk itu. Programnya coaching empowering. Tujuannya menggali potensi mereka. Tidak hanya pusat powernya ada di saya. Tapi bagaimana semuanya di sini, saya sukses, dan mereka juga sukses. Itu prinsip saya. Sehingga di sini lahirlah pemimpin-pemimpin baru," ujar April yang sumeh dan murah senyum itu. Sebagai Dirut dia menginginkan target aset BPRS BMP Purbalingga bisa mencapai di atas Rp 200 miliar. Sekarang baru mencalai Rp 183 M. Sebenarnya target aset Rp 200 M itu target 2020, tapi kemudian ndilalah ada pandemi Covid-19. "Pada bulan kemarin kita alhamdulillah tumbuh. Target aset Rp 200 M, tentunya dengan hal-hal lain juga tumbuh. Kepenginnya PR saya, bagaimana permodalan ini bisa dipenuhi. Sehingga capital adequacy ratio (CAR)-nya bisa bagus," kata April. Untuk mencapai hal itu, harus menampilkan performa kinerja yang bagus. Sehingga memang target pembiayaannya tumbuh terus setiap tahunnya. Efeknya nanti ke pendapatan tambah, labanya naik. Dan profitabilitasnya juga naik. Mungkin itu yang akan mendorong semangat para pemegang saham. "Setelah menyelenggarakan coaching pada 2019, pertumbuhan pembiayaan BPRS BMP Purbalingga di atas 30 persen. Kemudian 2020 kemarin, karena ada pandemi Covid-19, daripada bingung bagaimana melihat kondisi yang seperti ini, akhirnya saya lakukan penataan internal," katanya. Meningkatkan potensi SDM dengan melakukan coaching, dan alhamdulillah dengan pihak ketiga tetap tumbuh. Dan yang jelas itu pandangan teman-teman terhadap tanggungjawab, terhadap visi ke depan itu menjadi tergali. "Jadi sekali lagi, perusahaan ini tidak terfokus di saya. Tapi bagaimana tanggungjawab ini menjadi tanggungjawab kita semua. Sehingga yang kita lakukan bagaimana ketika tercapai, ya bahagia bareng. Kalau tidak tercapai, sadar diri bareng," papar April. Menurutnya, itu nanti kaitannya dengan reward dan panishmen. Dengan seperti itu dia berharap kinerja tim BPRS BMP naik terus. Sehingga pemegang saham menjadi tambah semangat untuk menambah modal. BPRS BMP pada 2020 meluncurkan yang namanya slogan Mitra Solusi. Itu semua ada di brand produk kita. Mitra solusi di situ artinya sangat mendalam, penjabarannya sangat luas. Di mana kita menginginkan bahwa BPRS BMP ini bisa menjadi mitra seluruh masyarakat. Itu slogan terbaru yang ditawarkan kepada masyatakat. Kenapa bisa menjadi mitra ?. Karena produk-produk BPRS BMP diharapkan bisa menjadi solusi semua produk dan layanan-layanan yang ada. Makanya menambahkan, ada layanan Sertifikasi Halal, kemudian memberikan pendidikan syariah di sekolah-sekolah. Terlebih kepada sekolah-sekolah yang ada jurusannya. Dia mengungkapkan, lulus kuliah jurusan Akuntansi Unsoed Purwokerto tahun 2005. Karena kebetulan saat kuliah senang berorganisasi. Kemudian ketika masuk BPRS BMP lebih konsern ke dunia marketing. Jadi dia di BPRS BMP sampai sekarang sudah 16 tahun. Memang dia bekerja di BPRS BMP dari bawah, di marketing. Kerja keliling wilayah menjemput tabungan, mencari nasabah. Pernah juga di bagian customer service. Berbagai posisi tugas pekerjaan pernah dilakoni. Ketika awal berdirinya BPRS BMP, tim kerja hanya delapan orang. Kantornya masih di Jalan Sudirman, di samping Toko Samiaji. Karyawannya hanya delapan orang, kalau pekerjaan sendiri sudah selesai, kemudian bantu-bantu pekerjaan teman yang belum selesai. Sehingga proses yang panjang itu, menempa dia menjadi tahu berbagai bidang pekerjaan. Mungkin itu positifnya. Dia masuk ke BPRS BMP pada tahun kedua. BPRS BMP berdiri 2004, dia masuk 2005. Kepemilikan modal pada awal berdirinya BPRS BMP, 5 persen milik KSU Nawakartika. Itu koperasi milik warga NU. Kemudian yang 95 persen milik Pemda Purbalingga. Dengan dana awal yang disetor hanya Rp 500 juta. Kalau sekarang posisinya Pemda 58 persen, 42 persen KSU Nawakartika. Total modal disetor sekarang Rp 9 M. BPR BMP Purbalingga mempunyai satu Kantor Cabang, yakni di Banjarnegara. Kemudian Kantor Kas-nya ada empat. Semuanya di Purbalingga. Yakni Kantor Kas Karangmoncol, Karanganyar, Bobotsari, dan Bukateja. "Dari awal memang saya ndilalah, kodarullah itu. Pengalaman posisi kerjanya di sana-sini. Jadi memang biasa berpikir zig-zag. Dari sisi bisnis marketingnya, dari sisi operasionalnya. Itu kelebihan pengalaman yang saya dapat," beber ibu tiga anak itu. Dia diberi amanah untuk memimpin BPRS BMP Purbalingga sejak 2018. Jadi direktur dulu. Baru 2019 sebagai Dirut. Jumlah karyawan saat ini 80-an orang. Sudah keseluruhan mencakup karyawan kantor cabang dan kantor kas. Diakuinya, memang ada seseorang yang memotivasi dirinya, dia dosen. Yang melihat April yang punya tipe 'pejuang'. Sudah biasa giat di organisasi. Makanya, dia menyarankan agar mengurus BPRS BMP. Karena prospeknya bagus. Dia melihat jabatan yang diembannya sekarang itu amanah. Kalau sudah amanah, otomatis memberikan beberapa pembatasan. Supaya tidak menjadikan jabatan ini sesuatu yang tanpa batas. Terlebih kalau perbankan sudah jelas, aturan pengawasan dari OJK. "Dan saya memang di sini memberlakukan kepemimpinan yang berbeda. Artinya tidak semuanya bersumber pada saya. Jadi saya bagi pengelolaan bank ini menjadi divisi-divisi. Ada dua divisi besar, yakni divisi operasional dan bisnis. Jadi saya membagi rencana bisnis kita, benar-benar kuat. Kita susun perencanaan dari bawah, buttom-up. Disesuaikan kondisi atau kebutuhan pasar. Kita lihat kondisi pasar, kita gali. Kemudian kita jadikan bisnis itu milik bersama. Cuman saya di sini bukan pekerja. Saya di sini diberi kesempatan untuk menebar manfaat. Kalau sudah di situ, jadi rasa pegel-pegel badannya tidak terlalu. Artinya, Bismillah semoga ketika saya menebar manfaat ini, kelak akan ditunai oleh anak-anak saya," kata April. Dia menambahkan, ada tim kerja garda-garda terdepan, termasuk Kepala Cabang. Yang bersama-sama mengelola bisnis ini secara serius dan amanah. Dan targetnya, bagaimana di sini melahirkan pemimpin-pemimpin baru. (nis).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: