Manajemen Kebut Perbaikan Sanggaluri Park Akibat Angin Ribut, Rugi Rp 300 Juta, Tutup Sementara

Manajemen Kebut Perbaikan Sanggaluri Park Akibat Angin Ribut, Rugi Rp 300 Juta, Tutup Sementara

Dibenahi: Lokasi Sanggaluri Park yang dibenahi oleh manajemen Owabong dan jajaran. PURBALINGGA - Taman Reptil atau Sanggaluri Park Purbalingga, mulai Rabu (7/4/) tutup sementara. Kebijakan tersebut diambil pengelola menyusul rusaknya wahana di obyek wisata tersebut akibat diterjang angin kencang. Plt Direktur Owabong, Eko Susilo menjelaskan, penutupan mungkin sampai Kamis (6/4) . Namun kerugian yang harus ditanggung manajemen hingga Rp 300 juta lebih. https://radarbanyumas.co.id/atap-obyek-wisata-sanggaluri-park-purbalingga-terbang-diterjang-angin-ribut/ "Kerugian paling tinggi di wahana reptile, mencapai kisaran Rp 80 jutaan. Hari ini kita tutup sementara," katanya. Dia menambahkan, seluruh karyawan juga melaksanakan kerja bakti untuk membersihkan dan merapikan Taman Sanggaluri. "Semoga bisa selesai. Jika sudah tertata akan kita buka kembali,” rinci Eko, Rabu (7/4) sore. Dia menjelaskan, ketika dibenahi, atap yang terbuat dari baja ringan belum dipasang kembali. Nantinya akan dipasang yang lebih bisa mempercepat normalnya kembali wahana. Seperti diberitakan kemarin, angin ribut menyebabkan sejumlah bangunan rusak serta satu buah pohon tumbang. Pihaknya juga sedang merinci untuk laporan ke Bupati Purbalingga secara lengkap. Namun sementara kerugian seluruhnya Rp 300 juta. "Jika hari ini pembersihan dan penataan sudah bisa dilakukan, kita akan buka lagi keesokan harinya,” imbuhnya. Taman Reptil atau Sanggaluri Park merupakan objek wisata edukasi yang diresmikan pada 13 Agustus 2007 silam. Awalnya kawasan ini merupakan objek wisata yang berisi koleksi reptil dan insekta. Kemudian sejumlah wahana ditambahkan di kawasan tersebut. Mulai dari Museum Uang, Museum Wayang dan tahun 2010 namanya diubah menjadi Taman Sanggaluri. “Yang atapnya rusak terkena angin ribut adalah satu bangunan yang berisi koleksi reptile dan paling parah,” tegasnya. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Umar Fauzi dalam laporannya menyampaikan kerusakan yang terjadi di kawasan wisata itu salah satunya rusaknya atap bangunan yang terbuat dari baja ringan. (amr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: