Pemkab Kebut Persiapan Lokasi Terminal Penumpang Sementara di Bandara JBS Purbalingga

Pemkab Kebut Persiapan Lokasi Terminal Penumpang Sementara di Bandara JBS Purbalingga

DISIAPKAN: Lokasi terminal penumpang di bandara JBS. AMARULLAH NURCAHYO/RADARMAS PURBALINGGA - Pemkab Purbalingga sedang mempersiapkan percepatan realisasi tenda sementara, dengan tenda roder yang akan menjadi lokasi terminal penumpang sementara. Tenda berukuran 20 x 20 meter. Kemudian lantai terminal dan beberapa lainnya. https://radarbanyumas.co.id/penerbangan-pertama-di-bandara-jbs-purbalingga-22-april-bupati-optimis-beri-dampak-ekonomi/ Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM mengatakan, selama menuju pengoperasian bandara, harus menyelesaikan safety issues yakni obstacle penerbangan yang ada di sekitar Bandara Jenderal Besar Soedirman (JBS). Pada Hazard Existing terpantau ada objek obstacle berupa tower di area approach runway 28, tiang listrik di area approach runway 10 dan monumen pesawat di area transisi. “Untuk menyediakan tenda dibutuhkan anggaran sebesar Rp 1,2 miliar, yang akan menggunakan anggaran mendahului APBD Perubahan 2021,” tuturnya. Kepala Dinas Perhubungan (Dinhub) Kabupaten Purbalingga Yani Sutrisno Udhi Nugroho mengatakan, persiapan realisasi tenda sedang dilakukan. Harapannya sebelum lebaran tahun ini sudah rampung. “Kalau lantai terminal penumpang ada di DPU PR Purbalingga. Kami juga sedang mengejar rambu penunjuk arah,” tuturnya, Minggu (4/4). Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Drs Agus Winarno MSi pada rapat beberapa waktu lalu menjelaskan, selain tenda terminal penumpang, ada juga persiapan lain diluar area bandara. “Perlu diantisipasi juga ancaman pada dinding aliran Sungai Serayu di ujung runway threshold 28. Untuk itu kami bersurat kepada BBWS Serayu-Opak untuk menangani. Disamping itu, tersumbatnya saluran pada ujung runway threshold 10 atau ruas jalan Panican- Kemojing (Kemangkon) yang menyebabkan genangan air akan ditangani sesegera mungkin,” jelasnya. Lebih lanjut dikatakan, selain hazard existing, juga harus memperhatikan dan mengantisipasi potensi hazard saat bandara sudah beroperasi. Diantaranya, antisipasi adanya pembangunan objek yang melebihi ketentuan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP), antisipasi adanya layang-layang, drone, sinar laser, balon udara, pacu burung di sekitar bandara dan hewan ternak di sekitar bandara. “Terkait potensi hazard, kami akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Bahkan dari pihak Lanud TNI AU sudah mensosialisasikannya sejak setahun yang lalu. Tentunya agar masyarakat dapat mendukung pengoperasian bandara,” tambahnya. (amr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: