Tanah Bergerak, Tebing 5 Meter Longsor Urug Jalan di Desa Onje, Mrebet
DIBERSIHKAN: Material longsoran di Desa Onje yang menutup jalan dibersihkan, Rabu (24/3). Namun pada Kamis (25/3) kemarin, tebing kembali longsor dan menutup jalan. AMARULLAH NURCAHYO/RADARMAS PURBALINGGA - Longsor karena tanah bergerak di Desa Onje, Kecamatan Mrebet, kembali terjadi di lokasi yang sama, RT 1 RW 8 Dusun 4. Tebing dengan ketinggian lebih dari 5 meter longsor dan menimpa jalan sepanjang hampir 100 meter. Tak ada korban jiwa dalam kejadian itu, namun akses jalan kembali tersendat. https://radarbanyumas.co.id/baru-di-dua-simpang-kamera-tilang-elektronik-di-purbalingga-juga-terkendala-usangnya-marka-jalan-di-persimpangan/ Kepala Desa Onje, Mugi Ari Purwono menjelaskan, longsor pertama sebenarnya terjadi Desember tahun 2020 lalu. Kemudian pada Februari turun surat hasil pengecekan Badan Geologi yang menyatakan kondisi tanah masih berpotensi longsor karena gerakan tanah. “Rabu (24/3) kemarin sudah dibenahi dengan kerja bakti gabungan termasuk BPBD Purbalingga. Namun pada Kamis (25/3), longsor kembali terjadi. Hanya ada satu rumah di atas lokasi longsor yang terancam,” tuturnya, Kamis (25/3). Badan Geologi sudah merekomendasikan agar penanganan dilakukan saat musim kemarau. Jika masih dalam puncak penghujan seperti saat ini, tidak direkomendasikan. Hanya saja, masyarakat sudah tidak tahan dan akhirnya bergerak turun kerja bakti. “Jalan tertutup material longsor. Padahal jalan itu akses paling dekat dengan pusat pemerintahan desa. Sehingga warga ingin agar cepat dibenahi,” tambahnya. Hingga malam kemarin, longsor masih menutup jalan desa. Pihak desa sudah memerintahkan untuk tidak melintas di jalan tersebut. Pasalnya, struktur tanah masih membahayakan, terutama saat hujan turun dengan intensitas tinggi dan jangka waktu lama. “Harapan kami, misalpun akan disingkirkan lagi material tanah yang menutup jalan, maka harus hati-hati. Saat hujan juga jangan dilalui kendaraan maupun aktivitas warga,” tegasnya. Nantinya saat sudah memasuki musim kemarau, penanganan akan lebih optimal. Pemerintah juga akan memberikan fasilitasi penanganan. Bahkan jika memungkinan penanganan secara permanen. (amr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: