Di Kemangkon, Aksi Blokir Jalan Berakhir Ricuh, Warga Lapor Polisi Soal Kisruh Tambang Galian C

Di Kemangkon, Aksi Blokir Jalan Berakhir Ricuh, Warga Lapor Polisi Soal Kisruh Tambang Galian C

RICUH : Aksi warga yang berakhir ricuh dan berlanjut pada laporan ke polisi. PURBALINGGA - Aksi penghentikan paksa truk pengangkut galian C yang melewati ruas jalan di wilayah Desa Kemangkon, Kecamatan Kemangkon, Sabtu (13/2), berakhir ricuh. Warga bersitegang dengan oknum penambang. Bahkan, warga juga dilempari air sabun yang dibungkus plastik oleh salah satu oknum penambang. Warga yang tak terima dengan perlakuan kasar salah satu oknum penambang, akhirnya lapor ke Polisi, Sabtu malam. Mereka melaporkan oknum penambang berinisial BR kepada Polisi, karena dituding memukul salah satu warga. Oknum penambang tersebut, juga dilaporkan karena berusaha mencederai warga. Yakni, dengan melempari warga air sabun dibungkus platik. Akibat dilempari air sabun dibungkus pastik tersebut, sejumlah warga terutama perempuan mengalami iritasi mata. https://radarbanyumas.co.id/seminggu-jalan-ditutup-mediasi-warga-dan-penambang-di-kemangkon-sepakat-perbaiki-jalan/ https://radarbanyumas.co.id/hentikan-paksa-truk-pengangkut-galian-c-warga-kemangkon-jalan-rusak-mereka-sudah-keterlaluan/ Berdasarkan pengakuan salah satu warga Desa Kemangkon Achmari (60), kejadian itu berawal dari pemblokiran jalan desa oleh warga Jumat (12/2) dan Sabtu (13/2). Oknum penambang yang tak terima dengan aksi itu kemudian bersitegang dengan warga. Aksi tersebut dilakukan, karena warga kesal dengan ulah penambang, yang dinilai sudah melanggar perjanjian yang sudah disepakati. "Penambang sudah melanggar kesepakatan. Karena dalam sehari truk pengangkut galian C yang beroperasi lebih dari 30 truk. Padahal perjanjiannya sehari maksimal hanya 30 truk," jelasnya kepada wartawan. Dia menjelaskan, awalnya dirinya hendak melerai pertikaian antara penambang dan warga, namun justru dia mendapatkan perlakuan kasar dari penambang. "Saya malah dilempari air sabun. Anak saya yang coba menolong malahan dipukul oleh pihak penambang," jelasnya Karena sudah bertindak semena-mena, dirinya dan sejumlah warga lainnya memilih melaporkan kejadian itu ke Polres Purbalingga. Mereka melalorkan oknum penambang berinisial BR, kepada Polisi. Khojah Siti Rohmah, warga lainnya menambahkan, dia dan warga kesal dengan perlakukan kasar penambang. "Saya pribadi juga menuntut karena adik saya terkena kekerasan," ujarnya. Dia kesal karena tujuan baik ayah dan adiknya justru dibalas dengan perlakuan kasar oknum penambang tersebut. "Eh malah bapak saya kena. Adik saya yang ada di depan juga kena. Kami juga melaporkan terkait kerusakan jalan," katanya. Atas kejadian itu, warga meminta penambangan galian C di desa mereka ditutup. Sebab, selain sudah merusak jalan desa, oknum penambang juga dinilai arogan dan bertindak kasar kepada warga. Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polres Purbalingga Aipda Hesti Nugraheni mengaku sudah menerima laporan dari warga. "Aduan kami terima. Langkah selanjutnya kita akan melakukan penyelidikan dan pengumpulan keterangan," katanya, yang saat itu tengah piket jaga di Satreskrim Polres Purbalingga. Sementara itu, oknum penambang berinisial BR ketika hendak dikonformasi oleh wartawan melalui sambungan telepon selularnya tak merespon. Telpon tidak diangkat. (tya)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: