Gunung Slamet Tetap Aman untuk Pendakian Pendaki, Tetap Waspadai Cuaca Ekstrem
PURBALINGGA - Kondisi Gunung Merapi yang belum lama erupsi ternyata tidak menimbulkan dampak secara sosial ke pendakian Gunung Slamet. Bahkan karena masih aman untuk pendakian, sebulan rata-rata jumlah pendaki hingga 1.000 orang. Pendakian diklaim masih aman sejak dibuka akhir Oktober di Pendakian via Bambangan Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja. Hal itu diyakinkan Junior Manager Bisnis Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur, Sugito, Rabu (3/2). Menurutnya, di jalur via Bambangan, pernah sebulan usai dibuka kembali ada kisaran 1.500 orang pendaki. Bahkan seakan tidak terpengaruh adanya aktifitas Gunung Merapi. https://radarbanyumas.co.id/delapan-pecinta-alam-hipotermia-dua-lainnya-pingsan-akibat-cuaca-ekstrem-di-jalur-pembaretan/ “Meski aman dari aktifitas berbahaya gunung, kami tetap menegakkan aturan protokol kesehatan. Jadi semua menjadi salah satu syarat ketika akan berangkat mendaki ke Gunung Slamet. Namun saat cuaca ekstrim, secara mendadak bisa kita tutup lagi,” katanya. Pihaknya berharap, para pendaki tetap memperhatikan keselamatan pendakian. Misalnya secara teknis saat ini musim hujan. Kondisi jalur pendakian bisa saja ada yang licin dan terjal. Petir juga bisa semakin berpotensi menghalangi perjalanan. Pihaknya mengingatkan, meski pembukaan kembali jalur pendakian atas rekomendasi PVMBG, semua kondisi bisa tergantung pendaki. Sehingga kondisi senyatanya sesuai catatan PVMBG, bisa dibuka kembali pendakian di semua jalur, karena belum ada aktifitas yang ekstrim. https://radarbanyumas.co.id/merapi-erupsi-besar-ganjar-masyarakat-aman-karena-sebagian-besar-sudah-mengungsi/ “Ketika sudah mendaki dan ada lokasi yang memungkinkan untuk beristirahat sejenak saat hujan, maka sebaiknya berhenti dulu,” tambahnya. Sugito juga mengatakan, sampah alam seperti rumput, pohon yang patah, ranting, daun dan lainnya, masih berpotensi ditemukan saat pendakian baru dibuka. Kondisi itu bisa membuat pendaki tersesat jika tidak dibersihkan. Dia juga meyakinkan, tipikal letusan gunung tidak seperti Gunung Merapi. Artinya tidak sehebat Merapi. Hanya saja, Gunung Slamet bisa sewaktu-waktu berubah kondisinya. Lebih lanjut dikatakan, kepada semua pendaki diminta tetap wajib mematuhi semua aturan. Misalnya membawa sarana dan prasarana pendakian, tidak melakukan perapian yang berpotensi ditinggalkan dan menyebabkan kebakaran. Kemudian meyakinkan jika saat akan mendaki dalam kondisi sehat. (amr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: