Berikut Kronologi Pembunuhan Hanani dan Eti yang Terjadi di Kalikabong Purbalingga

Berikut Kronologi Pembunuhan Hanani dan Eti yang Terjadi di Kalikabong Purbalingga

Meskipun pelaku pembunuhan di RT 2 RW 1 Kelurahan Kalikabong, Kecamatan Kalimanah, Purbalingga, Rabu (11/1) sudah tertangkap, namun simpang siur Informasi melalui social media dan messenger menyisakan sedikit tanda tanya dalam benak warga, yang sebenarnya terjadi didalam rumah siang itu? Tentang kronologis pembunuhan tersebut, Djunaidi mengatakan, Amin mengaku dia tiba di rumah Hanani di Kalikabong, Kecamatan Kalimanah Purbalingga, Rabu (12/1), pukul 09.00 pagi. Saat itu di rumah hanya ada Hanani. Nenek Hanani yakni Eti sedang membeli sayuran di warung depan gang. Hanani dan Amin pada mulanya duduk di teras depan rumah. Namun tak sampai sejam, keduanya masuk ke ruang tamu. Amin sempat disuguhi minuman air mineral. Amin juga merokok. Tak berselang lama, keduanya mulai bersitegang. Amin rupanya meminta kejelasan tentang hubungan mereka yang putus. Amin meminta balikan, namun ditolak Hanani. Ketika Amin dan Hanani bersitegang itu, nenek Eti sudah pulang berbelanja dan memasak di dapur. Djunaidi menambahkan, Amin lantas mendorong tubuh Hanani ke kamar hingga jatuh terlentang. Tak berhenti di situ, Amin lalu beberapa kali membenturkan bagian belakang kepala Hanani ke lantai. Hanani pun tak sadarkan diri. Mendengar ribut-ribut, nenek Eti yang berada di dapur lantas berlari menuju ruang tamu. Dia sempat melihat posisi Hanani yang sudah jatuh terlentang. Melihat Nenek Eti, Amin yang gelap mata lalu menyerangnya. Amin pun mendorong tubuh nenek Eti hingga jatuh ke lantai. Dia kemudian menginjak rahang nenek renta itu hingga tak bergerak lagi. Amin diduga menuju ke dapur dan mengambil pisau. Yang terjadi selanjutnya sungguh bikin bergidik. Tanpa disangka, Amin menggunakan pisau itu untuk menggorok leher kedua perempuan itu. "Yang digorok lebih dulu nenek Eti, baru kemudian Hanani. Kita masih mendalami dan memastikan lagi pisau itu berasal dari mana. Saat ini, kita belum menemukan pisau tersebut," tutur Djunaidi. Usai melakukan aksinya, entah kenapa Amin membakar sepatu yang dipakainya sampai hanya menyisakan arang. Amin lantas membereskan semua barang yang dia bawa ke dalam tas. Djunaidi mengatakan, Amin berjalan gugup keluar dari rumah Hanani sekira pukul 11.00 melalui gang. Dia menuju area parkir di depan Alfamart Timur Terminal Bus Purbalingga dimana Amin memarkir sepeda motornya. Amin mengendarai sepeda motor itu kembali ke rumahnya di Desa Pengadegan. Sebelum sampai rumah, Amin membuang tas yang diduga berisi pisau ke Sungai Klawing masuk wilayah Kelurahan Bojong, Purbalingga. Djunaidi menambahkan, tewasnya Hanani dan nenek Eti diketahui pertama kali oleh Ibu dari Hanani yakni Sri Hastuti sekira pukul 13.00. Saat itu Sri Hastuti baru pulang mengajar di SD dekat rumah. Lebih jauh Djunaidi menuturkan, sesampai di rumahnya, Amin berpamitan kepada saudaranya pergi ke Tangerang untuk mencari pekerjaan. Namun ternyata Amin pergi ke Bogor. Amin sendiri diantar salah satu teman ketika pergi ke terminal bus Purbalingga sekira pukul 16.00. Seperti diketahui, pelarian Amin akhirnya tamat di tangan tim Polres Purbalingga yang bekerjasama dengan Unit 1 Jatanras Polda Jateng. Polisi menangkapnya pada Kamis (12/1) pukul 16.30 di depan Gang Al-Huda Kelurahan Pabuaran, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. (amr/dis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: