Patah di Tanah Lahir

Patah di Tanah Lahir

Patung Jenderal Soedirman Roboh PURBALINGGA- Di seluruh tanah Indonesia, sudah tak terhitung berapa banyaknya patung Panglima Besar Jenderal Soedirman. Namun, baru kali ini ada kabar patung Sang  Jenderal  Besar itu roboh. Ironinya, patung Jenderal Soedirman itu roboh justru di Purbalingga, yang notabene merupakan tanah lahir sang jenderal. Tak ada angin kencang maupun hujan. Pengguna jalan di dekat perempatan Markas Polres Purbalingga, dikejutkan dengan robohnya patung Panglima Besar Jenderal Soedirman berukuran besar di perempatan itu, Minggu (3/1 ).         Insiden yang terjadi sekira pukul  09.20 itu sempay membuat arus lalu lintas tersendat. Pasalnya, potongan patung yang roboh itu itu memenuhi ruas jalan sebelah Barat. Tak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Reruntuhan patung berwarna coklat emas ituh segera dievakuasi untuk melancarkan kembali arus kendaraan. Para pengguna jalan dan masyarakat sekitar yang sedang beraktifitas santai saat itu sontak mendatangi lokasi kejadian karena merasa penasaran. Lagi-lagi,  robohnya patung Pangsar Soedirman itu juga menjadi  ajang berfoto ria. Beruntung, sejumlah petugas polisi dan masyarakat langsung mengangkat dan memotong serpihan dan dibawa ke sisi jalan di atas trotoar sebelah selatan Terminal Purbalingga. Seperti diketahui, patung yang dibuat Desember tahun 2004 itu berdiri tepat di tengah perempatan depan Polres Purbalingga, Terminal Purbalingga dan Rumah Sakit Harapan Ibu (RSHI). Jalan tersebut merupakan jalan utama dari arah Purwokerto maupun Wonosobo dan sebaliknya. Taryono, salah satu saksi mata mengaku kejadiannya sangat cepat dan terdengar suara seperti kendaraan tabrakan. Namun saat dilihat, justru patung Pak Dirman yang roboh ke sisi Barat jalan. "Patung tersebut patah pada bagian tengah antara badan patung dengan dasar penyangga. Bagian yang jatuh itu sempat menutup jalan. Kebetulan saat kejadian tersebut tak ada satu kendaraan pun yang melintas karena lampu lalu lintas menyala merah. Saat kejadian juga tidak ada angin maupun hujan. Ini aneh,” paparnya. Kasi Pertamanan Bidang Kebersihan dan Pertamanan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Purbalingga, Tri Nuryanto mengatakan, hasil peninjauan lokasi menunjukkan pada bagian bawah patung tercabut dan lepas serta bagian atas jatuh ke jalan.     Dia  mengatakan, sebenarnya pembersihaan dan pemeliharaan patung itu masih dilakukan rutin dan biasaya pada bulan Maret maupun April. "Kami juga sudah melakukan pemeliharaan dengan pengecatan ulang Maret lalu dan tidak menemukan tanda-tanda patung mengalami kerusakan. Sampai saat ini kami belum bisa memastikan penyebab robohnya patung," rincinya. Sementara itu, Kepala DPU Purbalingga, Ir Sigit Subroto MT mengatakan, pihaknya akan memperbaiki patung tersebut. Hanya saja belum bisa dalam waktu dekat ini karena anggaran harus diusulkan melalui APBD Perubahan 2016. "Kami segera berkonsultasi dengan seniman yang membuatnya di Jakarta untuk perbaikan. Misalnya harus membuat dari awal atau hanya diperbaiki saja," ujarnya. Data yang dihimpun Radarmas, patung Panglima Besar Jenderal Soedirman dibuat dengan menggunakan bahan fiber dan penggarapannya dilakukan seniman dari Pasar Seni Ancol, Asmir. Patung ini diresmikan oleh Bupati Triyono Budi Sasongko, 31 Desember 2004. Patung menghadap ke selatan dengan posisi berdiri dan berjubah. Kaki sebelah kanan terangkat dan diletakkan di atas batu. Tangan kiri memegang teropong dan tangan kanan memegang tongkat. Ketinggian patung 10,40 meter (termasuk fondasi pijakan). Anggaran yang digunakan sebesar Rp 200 juta untuk patung dan Rp 70 juta untuk fondasi dan lain-lain yang diambil dari APBD perubahan saat itu. (amr/bdg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: