Facebook dan Twitter dukung Apple

Facebook dan Twitter dukung Apple

    CUPERTINO- Keputusan Apple untuk menolak permintaan pengadilan wilayah Los Angeles mendapat banyak dukungan perusahaan teknologi lainnya. Kamis (18/2) lalu giliran Facebook dan Twitter yang menyatakan dukungannya terhadap keputusan CEO Apple Tim Cook. Sehari sebelumnya, solidaritas serupa diberikan oleh CEO Google Sundar Pichai. "Kami mendukung @timcook dan Apple (dan berterima kasih padanya atas kepemimpinannya)!" tulis CEO Twitter Jack Dorsey. Terpisah dalam sebuah statemen yang dirilis oleh Facebook, mereka mengutuk terorisme dan bersimpati pada korban teror. Namun sama seperti Tim Cook, Facebook juga akan melawan jika diminta untuk melemahkan sistem keamanannya. "Permintaan seperti ini akan menciptakan preseden buruk dan menghambat upaya perusahaan untuk mengamankan produk mereka," tulis Facebook. Perseteruan antara Apple dan FBI ini dimulai dari tragedi penembakan di San Bernardino pada 2 Desember lalu. Salah satu pelaku yang tewas Syed Rizwan Farook memiliki iPhone 5c. Di dalam iPhone tersebut disinyalir ada data-data tentang terorisme.  Sayangnya saat ditemukan HP tersebut dalam kondisi terkunci. Pihak FBI meminta bantuan pada pengadilan agar Apple mau meretas iPhone tersebut. Pengadilan wilayah Los Angeles pun akhirnya memerintahkan Apple untuk menuruti permintaan FBI. Pihak pengadilan memang tidak meminta agar Apple meretas langsung seluruh isi iPhone milik Farook. Tapi hanya menciptakan enkripsi yang bisa melemahkan keamanan iPhone 5c milik Farook. Dengan begitu passwordnya bsia ditebak dengan lebih mudah. FBI tidak bisa seenaknya menebak passwordnya karena layanan keamanan yang tersedia di iPhone tersebut. Sebab jika FBI salah beberapa kali dalam memasukkan 4 angka yang menjadi kode tersebut maka data di dalam iPhone tersebut akan otomatis terhapus. Namun jika sistem keamanan dilemahkan, maka FBI bisa mencoba kombinasi beberapa nomer untuk membukanya. Tim Cook menampik permintaan ini. Dalam surat terbukanya, dia menuliskan bahwa smartphone yang diplopori oleh iPhone adalah bagian penting dari pemiliknya. Orang menggunakannya untuk meyimpan informasi personal yang cukup banyak. Mulai dari percakapan pribadi, foto, musik, catatan, kontak, kalender, informasi finansial, data kesehatan, dan bahkan lokasi-lokasi yang pernah dikunjungi maupun yang akan dikunjungi. "Semua informasi itu harus dilindungi dari hacker dan kriminal yang ingin mengaksesnya, mencurinya, dan menggunakannya tanpa sepengetahuan maupun persetujuan kita," tulis Tim Cook. Dia menambahkan bahwa para pelanggan Apple dan perusahaan teknologi lainnya ingin agar segala cara dilakukan demi melindungi informasi tersebut.  "Dan Apple sangat berkomitmen menjaga data mereka," tambahnya. Keputusan tersebut menjadi pro dan kontra. Korban, keluarga korban maupun yang bersimpati terhadap penembakan San Bernardino mendukung FBI. Bahkan kini bermunculan meme yang mempertanyakan mengapa kini Apple menolak permintaan FBI sedangkan sebelumnya mereka telah membuka 70 iPhone untuk alasan hukum. Padahal dua hal tersebut berbeda . Pada teknologi iOS 7 dan teknologi sebelumnya, Apple memiliki kemampuan untuk mengekstrak data, kontak, foto, panggilan dan iMessages tanpa membuka kunci atau kode password dari iPhone tersebut. Ini tidak melanggar hukum karena Apple hanya mengakses data yang bisa diambil ketika iPhone dalam kondisi terkunci. Sedangkan iPhone 5c yang digunakan oleh Farook menggunakan iOS 9. Apple tidak bisa mengekstrak data pelanggan yang memakai iOS 9 karena semuanya memiliki enskripsi berbeda-beda. Password untuk membuka iPhone 5c ini harus benar jika ingin mengambil datanya. Membuatkan enskripsi untuk melemahkan keamanan iPhone tersebut sehingga FBI bisa meretas dari pintu belakang akan membahayakan pelanggan. Sebab jika Apple memenuhi permintaan FBI ini maka seluruh iPhone milik pelanggan lain akan bisa diretas juga. "Pemerintah berfikir bahwa enskripsi untuk membuka ini hanya bisa digunakan sekali pada satu telepon. Tapi itu tidak benar. Sekali diciptakan, tehnik itu bisa digunakan berkali-kali pada beberapa telepon yang berbeda. Dengan kata lain, itu sama saja dengan kunci master yang bisa membuka ratusan juta kunci lainnya," tegas Tim Cook. Apple sendiri tampaknya akan menggunakan undang-undang perlindungan terhadap kebebasan berpendapat sebagai alasan resmi menolak permintaan pengadilan. Apple memiliki waktu hingga 26 Februari mendatang untuk mengirimkan balasan pada pengadilan. (The Guardian/BDLive/CNN/New York Times/sha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: