Seekor Tikus Dihargai Seribu Rupiah, Warga Kebasen Gropyokan Berantas Hama

Seekor Tikus Dihargai Seribu Rupiah, Warga Kebasen Gropyokan Berantas Hama

GOTONG ROYONG: Petani gropyokan tikus di areal persawahan Desa Kebasen. KEBASEN - Empat kelompok tani di Desa Kebasen Kecamatan Kebasen melakukan pemberantasan hama tikus di areal persawahan seluas 35 bau. Menyusul memasuki musim tanam padi. "Gropyokan tikus sebagai upaya untuk meningkatkan hasil pertanian khususnya padi," terang Ketua RT 2 RW 1 Irawan Yunantoro, Minggu (14/11). Tidak hanya orang tua yang turun ke sawah untuk berburu tikus. Anak dan remaja juga tidak mau ketinggalan. Gropyokan menjadi hiburan tersendiri bagi mereka di hari libur. Petani memberantas tikus tidak lagi dengan cara manual. Agar lebih mudah dan tidak merusak lokasi maka menggunakan semprong api. Yakni dari memanfaatkan tabung gas melon yang dimodifikasi sedemikian rupa. Beberapa orang baik dewasa, anak dan remaja siaga di sekitar titik diduga lubang tikus. Mereka membawa peralatan seadanya menunggu tikus keluar untuk digebug. "Gropyokan menyasar tanggul, pematang dan lokasi lain yang menjadi sarang tikus," imbuh Irawan. https://radarbanyumas.co.id/mrocot-petani-di-notog-antisipasi-serangan-walang-sangit/ Ada hal yang berbeda dalam buru tikus di Desa Kebasen. Pemerintah desa memberikan imbalan satu buntut tikus yang diperoleh petani dengan uang seribu rupiah. Semakin banyak tikus ditangkap, uang yang diperoleh juga semakin banyak. Tercatat petani berhasil mengumpulkan hingga 679 ekor tikus dalam kegiatan gropyokan. Tikus menjadi ancaman bagi petani dalam menggarap sawah. Sebab, dapat mengurangi produktivitas padi di saat panen. (fij)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: