Prototipe Ventilator Indonesia Mulai Digagas
PAKAI VENTILATOR : Ketua Tim Ventilator Dr Syarif saat mencoba memakai ventilator di Masjid Salman ITB, Bandung. Inzet : Bentuk ventilator Indonesia. BANDUNG - Menghadapi serangan pandemi korona di Indonesia, sekolompok insinyur di Institut Teknologi Bandung tengah berkejaran dengan waktu untuk menciptakan ventilator (alat bantu pernapasan) untuk rumah sakit. Melonjaknya jumlah pasien yang terinfeksi Covid-19, menyebabkan rumah sakit di Indonesia kekurangan alat serta petugas medis khusus untuk menangani pandemi virus ini. Dalam perhitungan secara kasar, Kementerian Kesehatan baru saja mendistribusikan 8.500 unit alat bantu pernafasan tersebut. Dari angka itu, tidak ada yang tahu jumlah alat bantu pernafasan bisa mencukupi kebutuhan pasien yang sudah mencapai 2.273 orang itu. Namun ada perkiraan umum bahwa seluruh ventilator itu sudah digunakan di ruang rawat intensif (ICU) untuk pasien-pasien sebelum wabah Covid-19. Di tengah keterbatasan itu, ITB berkolaborasi dengan YPM Salman ITB dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran mengembangkan ventilator yang dapat digunakan dengan mudah oleh tenaga medis. Tim yang diketuai oleh Dr Syarif Hidayat kini tengah mengembangkan purwarupa produk ventilator darurat yang diberi nama Vent-I atau Ventilator Indonesia. Pria yang juga pembina YPM Salman ITB, itu telah diminta untuk mempresentasikan rencana pengembangan ventilator tersebut pada video conference dengan Wakil Menteri BUMN dalam agenda presentasi dan pembahasan alat ventilator. “Vent-I adalah alat bantu pernapasan bagi pasien yang masih dapat bernapas sendiri (jika pasien covid-19 pada gejala klinis tahap 2), bukan diperuntukkan bagi pasien ICU,” ujar Manajer LPP Salman Jamah Halid. Dalam siaran pers ITB, Jamah yang turut serta dalam pengembangan ventilator tersebut menyebutkan prototype Vent-I telah dipresentasikan di depan dokter senior Fakultas Kedokteran Unpad. Pada Presentasi awal terdapat tiga fungsi yang didemonstrasikan, yaitu CPAP (Continuous Positive Airway Pressure), CPC (Continuous Pressure Control), dan SPC (Synchronize Pressure Control). "Pertemuan ini merupakan pertemuan kami yang ketiga dan tim dokter sangat mendukung pengembangan vent-I dan menyarankan terlebih dahulu untuk mengembangkan fungsi CPAP yang saat ini dibutuhkan oleh pasien COVID 19” jelas Jam’ah. Fungsi CPAP pada ventilator tersebut dapat digunakan oleh pasien yang mengalami sesak namun masih dapat bernapas sendiri agar tidak sampai harus dirawat di ICU. Tindak lanjut setelah pertemuan tersebut adalah Kementerian Kesehatan menugaskan BPFK (Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan) untuk melakukan serangkaian pengujian Vent-I. "Target awal dari tim adalah membuat 100 buah Vent-I secara in house untuk disumbangkan ke rumah sakit yang membutuhkan," tandasnya. (fin/tgr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: