Kekurangan Viar E-Cross: Motor Trail Listrik Murah di Kelasnya

Salah satu tantangan yang masih dihadapi motor listrik di Indonesia, termasuk Viar E-Cross, adalah keterbatasan infrastruktur pengisian daya listrik. 

Meskipun di perkotaan mulai banyak tersedia stasiun pengisian daya, namun untuk pengendara motor trail yang sering menjelajah di area pegunungan, hutan, atau pedesaan terpencil, fasilitas pengisian daya listrik masih sangat terbatas.

Hal ini memaksa pengendara untuk membawa baterai cadangan atau memastikan baterai terisi penuh sebelum melakukan perjalanan panjang. 

BACA JUGA:4 Motor Murah Bergaya Modern yang Mudah untuk Dimodiifkasi

BACA JUGA:4 Motor Murah Bergaya Menggemaskan yang Mudah untuk Dimodifikasi

Jika pengendara tidak berhati-hati, bisa saja mereka terjebak di area tanpa akses pengisian daya, yang tentu akan sangat merepotkan.

5. Tidak Ada Suara Mesin yang Khas

Bagi beberapa penggemar motor trail, salah satu sensasi berkendara yang paling dinikmati adalah suara bising dari mesin motor saat melaju di medan off-road. 

Suara gemuruh mesin dianggap menambah pengalaman berkendara, memberi kesan kekuatan dan adrenalin. Namun, pada Viar E-Cross yang menggunakan motor listrik, suara mesin nyaris tidak ada.

Ketiadaan suara mesin ini memang menjadi salah satu keunggulan bagi yang menyukai berkendara tanpa bising, namun bagi pengendara yang terbiasa dengan suara mesin motor trail konvensional, ini bisa terasa kurang memuaskan. 

BACA JUGA:4 Motor Kopling Murah yang Mudah Dimodiifkasi

BACA JUGA:4 Motor Murah Bergaya Retro yang Mudah Dimodifikasi

Sensasi yang dihasilkan dari suara mesin saat melibas medan berat hilang, sehingga bagi sebagian orang, pengalaman berkendara mungkin terasa kurang seru.

7. Bobot Terbatas untuk Beban Berat

Viar E-Cross memiliki bobot yang relatif ringan, yakni sekitar 50 kg, yang membuatnya sangat lincah di medan off-road. 

Sumber: