Imbas La Nina, Purbalingga Diprediksi Masih Turun Hujan Selama Musim Kemarau
BPBD kabupaten Purbalingga siap melakukan droping air bersih.-BPBD Purbalingga untuk Radarmas-
PURBALINGGA, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten PURBALINGGA memprediksi bahwa musim kemarau kali ini masih akan terjadi hujan. Hal ini disebabkan oleh prediksi masuknya La Nina ke Indonesia pada bulan Agustus hingga Oktober tahun ini.
Kepala BPBD Kabupaten Purbalingga, Prayitno, mengungkapkan bahwa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi La Nina akan terjadi pada Agustus-September-Oktober 2024.
"Menurut BMKG, La Nina berpotensi terjadi pada Agustus-September-Oktober 2024," ungkapnya.
Prayitno menjelaskan bahwa La Nina adalah fenomena ketika suhu muka laut di Samudra Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normal. Hal ini mengakibatkan berkurangnya potensi pertumbuhan awan di Samudra Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di Indonesia.
BACA JUGA:Waspada Dampak Transisi Hujan ke Kemarau Awal Juli
BACA JUGA:Masuk Musim Kemarau, Pemkab Purbalingga Siapkan 11,603 Juta Liter Air Bersih
"Hal itu akan menyebabkan musim kemarau di Indonesia, termasuk Purbalingga, menjadi kemarau basah, yaitu masih turun hujan meski sudah masuk musim kemarau," ujarnya.
Dengan adanya musim kemarau basah ini, Prayitno berharap jumlah daerah yang mengalami kekurangan air bersih tidak banyak, karena masih turunnya hujan selama musim kemarau ini dapat menjaga sumber air bersih warga.
Diketahui, selama beberapa hari terakhir masih terjadi hujan di sejumlah wilayah di Kabupaten Purbalingga, meskipun intensitasnya masih rendah.
Meski demikian, BPBD Kabupaten Purbalingga tetap siap melakukan droping air bersih jika ada permintaan dari warga. Hingga saat ini, masih belum ada permintaan air bersih dari warga.
Hal ini berbeda dengan tahun lalu, di mana terjadi kekeringan dan kekurangan air bersih di sejumlah daerah akibat imbas dari El Nino yang menyebabkan kekeringan panjang. Tahun lalu, terdapat 91 desa di 16 kecamatan yang terdampak kekurangan air bersih, dengan jumlah warga yang terdampak mencapai 26.298 Kepala Keluarga (KK) atau 84.647 jiwa, yang meminta droping air bersih dari BPBD. (tya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: