Puluhan Warga Ikuti Tradisi Budaya Pager Desa Wlahar Banyumas
Sebelum pelepasan, peserta prosesi pager desa Wlahar dikumpulkan untuk menerima pengarahan dan penjelasan, Sabtu (20/7) malam.-YUDHA IMAN PRIMADI/RADARMAS-
BANYUMAS, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Pertama kali dilaksanakan, tradisi budaya pager desa di Desa Wlahar Kecamatan Wangon pada Sabtu (20/7) tengah malam diikuti puluhan warga.
Pantauan Radarmas di titik pemberangkatan rombongan pager desa dari rumah juru kunci Ki Ratum masuk wilayah RT 1 RW VI Dusun Pekodokan, selain diikuti warga dan perangkat desa, juga hadir dalam prosesi pager desa Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyumas, Widodo Sugiri, anggota Bocah Alam Anak Jaman (BAAJ) dan komunitas mahasiswa pecinta alam (Mapala) dari luar Banyumas.
Kepala Desa Wlahar, Narsim mengatakan risalah tradisi budaya di Desa Wlahar Kecamatan Wangon pada Bulan Suro atau tahun baru Islam, di Desa Wlahar ada tradisi yaitu ratib jalan. Ratib jalan dilakukan beberapa orang atau rombongan dengan berkeliling jalan kaki pada wilayah dusun I dan III. Sementara di dusun II ada takbir keliling. Selanjutnya bersih-bersih kuburan atau Makam Depok Pekodokan.
BACA JUGA:Atlet Balap Sepeda Purbalingga Raih Medali Emas di Kejurnas Batam
"Di Bulan Suro juga ada pager desa dimana pada tahun ini prosesinya baru dilaksanakan," katanya.
Narsim menjelaskan untuk bulan-bulan lain seperti Rajab, Desa Wlahar juga memiliki banyak tradisi seperti bersih-bersih Makam Bantaragung dengan penyembelihan kambing yang dilaksanakan oleh warga dusun I dan III, bersih-bersih Makam Waru masih di dusun I serta bersih-bersih Makam Cikejol di dusun II.
"Terkait prosesi pagar desa diawali penyelamatan enam lokasi sumber mata air," terang dia.
BACA JUGA:Produknya Semakin Mendunia, Ini Kisah Klaster Rotan Trangsan yang Terbantu Berkat Pemberdayaan BRI
Adapun kepemilikan pusaka desa berupa tumbak Kyai Tunggul Semi di Mataram yang diusung dari Bogor telah diserahkan kepada Kepala Desa Wlahar diwakili oleh warga Desa Wlahar yang berada di Jakarta. Pusaka lainnya yaitu pusaka Kyai Tumbak Sujen Ampel Tunggul Semi Mataram.
"Seperti itulah sebagian risalah tradisi budaya yang ada di desa kami setiap tahun di Bulan Suro termasuk pager desa" pungkas Narsim.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyumas, Widodo Sugiri yang turut hadir dalam prosesi pager desa Wlahar mengungkapkan filosofi pager desa sama seperti memagar diri sendiri. Pager desa selayaknya tidak hanya sekedar menjadi simbol melainkan juga menjadi awal kebangkitan bagi warga Desa Wlahar untuk masa yang akan datang.
BACA JUGA:Tiket Dieng Culture Festival 2024 Ludes Sebulan Sebelum Acara
"Semoga nantinya pagar desa bukan hanya ada di Desa Wlahar saja. Desa-desa lain juga bisa mengikuti," pesannya. (yda)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: