SMV Kementerian Keuangan Berkolaborasi Upaya Penyelamatan DAS Serayu

SMV Kementerian Keuangan Berkolaborasi Upaya Penyelamatan DAS Serayu

Peluncuran program penyelamatan Daerah Aliran Sungai Serayu (DAS). -PUJUD/RADARMAS-

BANJARNEGARA, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan berkolaborasi melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) untuk menyelamatkan Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu. Program ini diluncurkan di Kantor PT Geo Dipa Energi (Persero) Unit Dieng.

Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, mengungkapkan bahwa program TJSL melibatkan tujuh perusahaan di bawah Kementerian Keuangan. Geo Dipa memimpin penyaluran TJSL, salah satunya dengan menyediakan peralatan bagi kelompok masyarakat, khususnya petani di sekitar DAS Serayu.

"Geo Dipa menjadi pemimpin SMV dalam menyalurkan TJSL, salah satunya dengan memberikan peralatan kepada kelompok masyarakat, terutama petani yang bekerja di sekitar DAS Serayu," kata Suahasil saat peluncuran program.

Ia berharap kolaborasi ini dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi DAS Serayu. "Beberapa komunitas telah melakukan upaya luar biasa untuk mengurangi sedimentasi dan erosi, sambil menjaga kesejahteraan ekonomi masyarakat," ujarnya.

BACA JUGA:Penurunan Angka Kemiskinan Ekstrem di Banjarnegara: Pemkab Berkomitmen Capai Target Nol Persen

BACA JUGA:Pj Bupati Banjarnegara: Desa Menjadi Tulang Punggung Pembangunan Negara

Direktur Utama PT Geo Dipa, Yudistian Yunis, menekankan pentingnya DAS Serayu yang hulunya berada di Dataran Tinggi Dieng.

"Kita harus memulai dari hulu untuk memperbaiki lingkungan. Daerah Banjarnegara adalah muara Serayu dan berpotensi mengalami bencana," jelas Yudistian.

Program TJSL juga mencakup penciptaan kegiatan ekonomi baru dengan mengganti lahan kritis menjadi lahan pakan ternak.

"Kami akan mendukung petani untuk menjadi peternak dengan memberikan bimbingan dan sponsor. Kegiatan ekonomi mereka setidaknya akan tetap sama," tambahnya.

Imam B. Prasodjo, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia, menekankan perlunya kolaborasi untuk mengatasi tantangan besar di DAS Serayu.

"Sedimentasi di Waduk Jenderal Soedirman sangat membahayakan, dengan endapan lumpur mencapai 131 juta meter kubik, menutup daya tampung waduk hingga 90 persen," katanya.

Menurut studi 2021, laju sedimentasi mencapai 6 juta meter kubik per tahun. "Dampak terburuk adalah jika waduk jebol, karena lumpur yang mengendap bisa menyebabkan tanggul tidak kuat. Jika jebol, jalan-jalan dan ekonomi masyarakat akan terganggu," jelas Imam.

Penjabat Bupati Banjarnegara, Muhamad Masrofi, menyambut baik kolaborasi SMV dalam program TJSL ini, menyebutnya sebagai bukti kepedulian terhadap masyarakat sekitar wilayah kerja perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: